Jakarta, CNBC Indonesia – Fenomena rokok murah ternyata menjadi perhatian Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati. Analisis sementara menunjukkan fenomena ini dapat berdampak pada kesehatan masyarakat dan penerimaan negara.
Hal ini disampaikan oleh Sri Mulyani dalam konferensi pers APBN Kita, yang dikutip dari akun Youtube Kemenkeu, pada Jumat (28/6/2024).
Merebaknya rokok murah di pasar muncul ketika cukai rokok naik tinggi dalam beberapa tahun terakhir. Tujuan dari kebijakan tersebut adalah untuk mendorong penurunan konsumsi rokok sehingga kesehatan masyarakat lebih baik.
Sri Mulyani menyampaikan bahwa penerimaan cukai Indonesia pada Mei 2024 mengalami penurunan hampir 12,6% (year on year) menjadi Rp 81,1 triliun. Angka tersebut setara dengan 33% dari target APBN.
Dia mengatakan bahwa penurunan penerimaan cukai dipengaruhi oleh banyaknya peralihan produksi rokok ke golongan 3 yang memiliki tarif lebih murah dibandingkan golongan 1 dan 2.
“Produsen mengalami shifting, banyak yang pindah ke golongan 3. Ini menimbulkan implikasi yang tidak diinginkan,” ungkapnya.
“Shifting ini perlu diwaspadai,” katanya.
Selain itu, Sri Mulyani mengatakan pihaknya juga akan terus mengawasi peredaran rokok ilegal. Dia mengatakan bahwa Bea Cukai telah melakukan 6.000 penindakan dan menyita 280 juta batang rokok ilegal dengan nilai mencapai Rp 395 miliar.
Anda juga bisa menonton video terkait di link berikut: [Video: Penerimaan Negara Anjlok 7,1% (yoy) Sri Mulyani Waspada](https://cnbcindonesia.com/news/20240627205028-8-550036/video-penerimaan-negara-anjlok-71–yoy–sri-mulyani-waspada)
(mij/mij)