Perang antara Rusia dan Ukraina terus berlanjut. Kedua belah pihak bahkan saling menyerang dengan drone, seperti yang terjadi pada Rabu (6/3/2024).
Pasukan Presiden Ukraina, Volodymyr Zelensky, melancarkan serangan drone terhadap pabrik logam Rusia di wilayah perbatasan, Kursk. Serangan tersebut menyebabkan kebakaran di tangki bahan bakar.
Gubernur Kursk, Roman Starovoyt, menyatakan dalam sebuah pesan video di saluran Telegram-nya bahwa serangan dilakukan di wilayah Kursk. Selain itu, drone juga menyerang depot di Pabrik Pertambangan dan Pengolahan Mikhailovsky di kota Zheleznogorsk, sekitar 90 kilometer dari perbatasan dengan Ukraina.
Ada juga laporan bahwa Ukraina menembakkan artileri dan drone ke wilayah perbatasan Belgorod. Meskipun ada kerusakan kecil, tidak ada korban jiwa dalam serangan tersebut.
Pasukan Ukraina sebelumnya juga melancarkan serangan pesawat tak berawak ke fasilitas energi Rusia dalam beberapa bulan terakhir. Mereka mencoba menargetkan sektor energi dan gas yang vital bagi Moskow.
Sementara itu, Rusia juga melancarkan serangan dengan menembakkan 42 drone serang dan lima rudal ke wilayah Ukraina, yang melukai tujuh orang. Gubernur Sumy melaporkan bahwa salah satu serangan menargetkan rumah sakit dan melukai tujuh orang, termasuk seorang anak laki-laki berusia 10 tahun.
Perang antara Rusia dan Ukraina dimulai sejak 24 Februari 2022. Putin berargumentasi bahwa serangan tersebut dilakukan atas dasar niat Kyiv untuk bergabung dengan NATO, aliansi militer Barat yang menjadi rival Moskow.
Kyiv sangat bergantung pada bantuan militer Barat dalam upaya melawan Rusia. AS menjadi penyedia bantuan keamanan terbesar bagi Ukraina dengan anggaran lebih dari US$ 44,2 miliar dalam dua tahun terakhir.
