Mengapa Babi Dilarang di Tanah Arab: Kisah Asalnya

by -41 Views

Babi dilarang dikonsumsi dalam agama Islam, namun sejarah mencatat bahwa ribuan tahun lalu, babi tidak asing bagi masyarakat di Timur Tengah. Penelitian dari Kiel University, Jerman, mengungkap bahwa babi pertama kali dijinakkan atau domestikasi di kawasan Mesopotamia pada 8.500 SM. Bab-babi ini kemudian dibawa ke Eropa untuk dikembangbiakkan. Di Timur Tengah, babi menjadi sumber makanan yang penting, dengan bukti arkeologi menunjukkan bahwa masyarakat memelihara babi sebagai sumber protein antara tahun 5.000-2.000 SM.

Namun, sekitar tahun 1.000 SM, kebiasaan mengonsumsi babi mulai menurun drastis. Ada dua pendapat mengenai alasan peralihan konsumsi masyarakat Arab dari babi ke hewan ternak lain. Pendapat pertama, dinyatakan oleh Antropolog Marvin Harris, mengaitkan pelarangan babi dengan alasan ekologi. Babi membutuhkan banyak sumber daya, terutama air, yang sebagian besar terdapat di daerah kering di Timur Tengah. Hal ini membuat masyarakat lebih memilih mengalokasikan sumber daya tersebut untuk kehidupan manusia daripada babi.

Pendapat kedua, diutarakan oleh Sejarawan Richard W. Redding, menyoroti kemunculan ayam sebagai faktor utama dalam menggeser konsumsi babi. Ayam dianggap lebih mudah dirawat, membutuhkan lebih sedikit air, dan lebih efisien dalam penggunaan sumber daya. Selain itu, ayam juga menghasilkan telur, menambah nilai ekonomisnya. Dengan pertimbangan ini, masyarakat Arab lebih memilih memelihara ayam daripada babi, yang mengakibatkan penurunan konsumsi babi dari waktu ke waktu di Timur Tengah.

Sejak saat itu, babi perlahan kehilangan tempatnya sebagai hewan ternak utama dan konsumsi babi di kalangan masyarakat Arab semakin menurun. Meskipun masih ada sebagian kecil penduduk yang mengonsumsi babi, pilihan utama kini beralih pada ayam sebagai sumber protein utama. Hal ini menunjukkan perubahan pola konsumsi dan pemeliharaan hewan ternak di Timur Tengah dari waktu ke waktu.

Source link