Presiden terpilih Amerika Serikat (AS), Donald J. Trump, melalui tim transisinya, mempertimbangkan untuk menghapus persyaratan pelaporan kecelakaan yang saat ini menjadi sorotan, terutama oleh produsen mobil listrik terkenal Tesla. Langkah ini dianggap dapat menghambat penyelidikan serta mengatur keselamatan kendaraan dengan teknologi mengemudi otomatis atau auto-pilot yang dimiliki oleh Tesla.
Dukungan finansial yang sebelumnya diberikan oleh pemilik Tesla, Elon Musk, kepada Trump selama pemilihan presiden AS pada November 2024, membuat rencana penghapusan aturan kecelakaan ini menjadi lebih menarik. Reuters melaporkan bahwa Tesla telah melaporkan sebanyak 1.500 kasus kecelakaan kepada regulator keselamatan federal, dan saat ini sedang diselidiki oleh National Highway Traffic Safety Administration (NHTSA).
Penghapusan aturan pelaporan kecelakaan ini mendapat kritik dari Alliance for Automotive Innovation, sebuah kelompok dagang yang mewakili sebagian besar produsen mobil besar kecuali Tesla. Data NHTSA menunjukkan bahwa sebagian besar kecelakaan fatal yang melibatkan Tesla telah dilaporkan, termasuk insiden tahun 2023 di Virginia dan California yang melibatkan teknologi Autopilot.
Pernyataan NHTSA menegaskan pentingnya data kecelakaan untuk mengembangkan teknologi keselamatan kendaraan. Mantan karyawan NHTSA juga menyoroti bahwa persyaratan pelaporan kecelakaan ini sangat penting untuk investigasi terhadap fitur bantuan pengemudi Tesla. Selama ini, data tersebut telah memberikan dampak positif terhadap investigasi dan penarikan kendaraan yang dilakukan oleh beberapa perusahaan.
Dengan adanya rencana penghapusan aturan kecelakaan ini, penilaian terhadap keselamatan kendaraan dengan teknologi otomatis menjadi semakin penting. Sebagai kontributor utama dalam teknologi ini, Tesla perlu memperhatikan aspek keselamatan dan kualitas produknya untuk melindungi penggunanya.