Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump memulai serangan ke kelompok Houthi di Yaman yang menewaskan 31 orang dan melukai 101 lainnya. Trump sebelumnya telah mengancam Houthi jika mereka terus menyerang kapal-kapal di Laut Merah. Serangan tersebut dilakukan oleh Houthi merujuk kepada kepentingan Israel dan Barat untuk menghentikan perang di Gaza.
Juru bicara kementerian kesehatan Houthi melaporkan bahwa serangan tersebut menewaskan banyak anak-anak dan wanita di berbagai wilayah di Yaman. Trump sendiri menggunakan media sosial untuk mengumumkan kekuatan mematikan yang akan digunakan untuk menghentikan perlawanan Houthi, serta memperingatkan Iran sebagai pendukung utama Houthi.
Houthi bersumpah akan memberikan respons terhadap serangan AS dan mengutuk apa yang mereka sebut sebagai kebrutalan kriminal oleh Washington. Iran juga keras mengutuk serangan udara AS dan menyebutnya sebagai pelanggaran terhadap prinsip-prinsip PBB. Perang kata-kata antara AS dan Iran terus berlanjut, sementara Houthi terus melancarkan serangan ke kapal-kapal di Laut Merah.
Serangan-serangan ini telah memengaruhi banyak perusahaan yang harus mengambil rute jalan mahal di sekitar Afrika Selatan. Perang di Yaman telah merusak negara yang sudah miskin tersebut setelah Houthi merebut Sanaa pada tahun 2014 dan menyerbu sebagian wilayah negara itu sebelum campur tangan koalisi yang dipimpin Arab Saudi. Hal ini membuat Yaman terjebak dalam konflik yang terus berlanjut hingga saat ini.