Guncangan akibat kebijakan tarif bea masuk tambahan dari AS yang dicanangkan oleh Presiden Donald Trump diprediksi akan memiliki dampak yang signifikan terhadap ekspor Indonesia. Ini menjadi perhatian Ketua Komisi XI DPR, Misbakhun, yang meminta pemerintah untuk melakukan konsolidasi dengan berbagai pihak terkait, termasuk Bank Indonesia dan eksportir, guna menghadapi tekanan tersebut.
Dalam rilisnya, Misbakhun menekankan pentingnya perhitungan yang hati-hati terhadap dampak kebijakan tarif baru AS terhadap perekonomian Indonesia. Selain itu, upaya pemerintah berupa pengiriman Tim Khusus Tingkat Tinggi untuk melakukan lobby ke pemerintah AS dianggap sebagai langkah awal yang tepat, dengan harapan dapat memperoleh hasil yang positif dari renegosiasi tersebut.
Dari data tahun 2024, nilai ekspor Indonesia ke AS mencapai $26,4 miliar, yang menyumbang 9,9% dari total kinerja ekspor nasional. Produk ekspor Indonesia didominasi oleh sektor tekstil, garmen, alas kaki, minyak CPO, dan peralatan elektronik, yang umumnya merupakan industri padat tenaga kerja. Hal ini membuat Misbakhun khawatir bahwa industri tersebut akan merasakan tekanan harga di pasar AS akibat dari tarif tambahan yang diberlakukan.
Untuk menjaga daya saing di pasar global, Misbakhun menyarankan agar para pelaku usaha efisien dalam struktur biaya produksi mereka. Selain itu, arahan dari Presiden Prabowo untuk melakukan perbaikan struktural dan deregulasi dianggap sebagai langkah yang tepat untuk membangun efisiensi perusahaan di Indonesia.
Selain dampak pada sektor ekspor, Misbakhun juga menyoroti dampak pada nilai tukar rupiah terhadap dolar AS yang harus mendapatkan respons dari Bank Indonesia. Hal ini berkaitan dengan kenaikan harga barang di AS yang dapat memicu inflasi dan penurunan tingkat suku bunga The Fed. Untuk itu, Misbakhun meminta Bank Indonesia untuk melakukan stabilisasi nilai tukar rupiah dengan tepat, terutama saat pasar kembali buka setelah libur lebaran.
Diharapkan dengan berbagai upaya yang dilakukan, termasuk antisipasi dari pemerintah, dampak kebijakan tarif tambahan baru AS bisa diminimalisir. Tim Ekonomi di Kabinet Merah Putih diharapkan dapat menemukan formula kebijakan yang tepat untuk meredam guncangan akibat kebijakan tarif Trump.