Stok Beras di Gudang Bulog Cukup, Meskipun Pemerintah Akan Terus Mengurangi Ketersediaan.

by -86 Views

Direktur Utama (Dirut) Perum Bulog Bayu Krisnamurthi memastikan stok Cadangan Beras Pemerintah (CBP) aman atau cukup. Meski Bulog tengah gencar menggelontorkan ribuan ton beras Stabilisasi Pasokan dan Harga Pangan (SPHP) ke pasar, untuk mengantisipasi kelangkaan beras dan lonjakan harga beras yang masih terus terjadi.

“Stok (CBP) kita itu 1,180 juta ton. Jadi cukup kalau SPHP mau di-double-kan. Untuk bantuan pangan sampai Maret-April itu juga cukup,” kata Bayu dalam konferensi pers di kantornya, Selasa (13/2/2024).

“Percaya deh sama Dirut Bulog,” tuturnya.

Bayu mengungkapkan, pihaknya telah menggelontorkan beras SPHP ke ritel-ritel modern seperti Hypermart sebanyak 40 ton, Ramayana 50 ton, Lotte 10 ton, Alfamart 30 ton, Indomaret 50 ton, dan Indogrosir 40 ton beras.

Selain itu, Bulog juga sudah menggelontorkan 800 ton ke Food Station (FS), dan 2.800 ton beras SPHP ke Pasar Induk Beras Cipinang (PIBC).

“Jadi total hampir 4 ribu ton SPHP kemarin (12/2/2024) Bulog gelontorkan dalam satu hari. Ini hanya untuk Jakarta saja. Bulog nggak diam saja, ini kita lanjut gelontorkan lagi hari ini, tapi saya belum dapat laporan datanya,” ujarnya.

Sementara itu, Bayu mengungkapkan bahwa seluruh stok beras yang dimiliki Bulog saat ini merupakan beras impor. Lantaran, seretnya penyerapan beras lokal yang disebabkan oleh produksi yang minim.

Kondisi ini diperparah harga gabah yang tinggi, sehingga Bulog tidak bisa menyerap dengan Harga Pokok Pembelian (HPP) gabah petani Rp5.000. Di mana saat ini rata-rata harga gabah di tingkat petani sudah berada di angka Rp8.000.

“Saat ini belum ada pengadaan dari dalam negeri. HPP dari pemerintah kan Rp5.000. Harga gabahnya (di petani) sekarang sudah Rp8.000,” ucap dia.

Sedangkan untuk realisasi impor beras di tahun ini, ungkapnya, sudah terkontrak 1,040 juta ton dari kuota penugasan pemerintah sebanyak 2 juta ton. Dengan jumlah beras yang sudah masuk Indonesia sebanyak 500 ribu ton carry over dari tahun 2023, dan 500 ribu ton dari kuota penugasan 2 juta ton tahun ini.

“Tahun ini izin yang keluar 2 juta ton, ditambah 500 ribu ton carry over dari tahun 2023, yang sudah masuk adalah 500 ribu ton carry over tahun lalu, plus 500 ribu ton dari kuota tahun ini,” pungkasnya.