Harga nikel dunia turun, terendah sejak April 2021
Jakarta, CNBC Indonesia – Harga nikel dunia kini mengalami tren penurunan, terendah sejak April 2021. Pada Senin (22/1/2024) harga nikel dunia kontrak tiga bulan tercatat US$ 16.036 per ton. Posisi ini adalah merupakan yang terendah sejak April 2021.
Turunnya harga nikel dunia ini salah satunya dinilai karena dunia “kebanjiran” pasokan nikel RI. Bahkan, Co-Captain Timnas Pasangan Calon Presiden dan Calon Wakil Presiden Anies Baswedan dan Muhaimin Iskandar (AMIN) Thomas Lembong (Tom Lembong) menyebut, anjloknya harga nikel saat ini dikarenakan hilirisasi nikel di Indonesia yang ugal-ugalan.
“Yang kita anti adalah hilirisasi yang tadi disebut oleh Pak Muhaimin, yang ugal-ugalan. Berujung pada konyol karena senjata makan tuan, saking gencarnya menggenjot smelter nikel, kemudian membanjiri dunia dengan suplai nikel sampai harganya anjlok,” ungkap Tom dalam program Your Money Your Vote CNBC Indonesia, dikutip Selasa (23/01/2024).
Menanggapi pernyataan Tom Lembong tersebut, Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Kemenko Marves) turut buka suara.
Deputi Bidang Koordinasi Investasi dan Pertambangan Kemenko Marves Septian Hario Seto mengatakan, anggapan terkait penurunan harga nikel karena suplai dari Indonesia yang membanjiri pasar dunia tidak sepenuhnya benar.
“Kalau dibilang oversupply gak sepenuhnya benar, karena penambahan produksi nikel dari Indonesia menggantikan supply di negara lain yang tidak efisien,” ungkap Seto kepada CNBC Indonesia, Selasa (23/01/2024).
Seto menjelaskan, data ekspor Indonesia selama Januari hingga November 2023 menunjukkan nilai ekspor produk turunan nikel mencapai US$ 31,3 miliar, naik 0,6% dibandingkan Januari sampai November 2022 yang sebesar US$ 31,13 miliar.
“Jadi walaupun turun harganya, pendapatan masih naik sedikit karena kenaikan volume,” ucapnya.
Di sisi lain, menurutnya harga nikel saat ini di level US$ 16.000-an masih lebih tinggi dibandingkan harga rata-rata 10 tahun terakhir yang berada di level US$ 15.000-an.
“Perlu diingat bahwa harga nikel sekarang US$ 16 ribu itu masih lebih tinggi dibandingkan harga rata-rata 10 tahun terakhir yang berada di level US$ 15 ribuan, bahkan masih lebih tinggi dibandingkan periode awal-awal kita melakukan hilirisasi tahun 2014-2019 yang harga rata-rata nikel di US$ 12 ribuan,” paparnya.