Ketua Indonesia Mining & Energy Forum (IMEF), Singgih Widagdo, menyatakan bahwa pelaku pasar saat ini masih menunggu dan melihat dampak dari kenaikan tarif yang diberlakukan oleh Presiden Amerika Serikat (AS), Donald Trump. Menurut Singgih, pasar akan menunggu untuk melihat bagaimana kenaikan tarif yang diberlakukan oleh Trump akan mempengaruhi biaya pelabuhan di wilayah impor mereka. Singgih juga menilai bahwa kenaikan tarif akan mendorong industri untuk segera mengambil langkah-langkah efisiensi, seperti mengurangi volume produksi sementara menunggu kejelasan atas dampak lanjutan dan regulasi turunan dari kebijakan tarif AS.
Singgih juga menyoroti bahwa China dan India kemungkinan besar akan melihat semua biaya manufaktur mereka untuk tetap bersaing di tengah kenaikan tarif yang tinggi. Baik China maupun India diperkirakan akan terus meningkatkan produksi mereka untuk menjaga daya saing. Singgih meyakini bahwa kondisi ini akan menekan harga batu bara di pasar global dan memproyeksikan penurunan harga batu bara dan produk mineral lainnya, seperti nikel.
Menurut Singgih, fluktuasi harga ini akan menjadi dampak dari kebijakan tarif yang diberlakukan oleh AS, dan pasar masih akan menunggu untuk melihat perkembangan selanjutnya. Singgih berpendapat bahwa situasi ini bisa berdampak signifikan terhadap industri pertambangan, terutama dalam hal efisiensi operasional dan penyesuaian strategi bisnis untuk tetap bersaing di pasar global yang kompetitif.
