Upacara Adat Sunda Jadi Pemersatu Tradisi dan Ekologi

by -86 Views

Di tengah udara sejuk kawasan Tangkuban Parahu, Bandung Barat, Sabtu 22 Juni 2025, peristiwa langka dan penuh makna kembali digelar: upacara Ngertakeun Bumi Lamba. Ribuan orang dari berbagai penjuru Nusantara memenuhi area, bersatu dalam satu semangat untuk bumi. Tak hanya komunitas lokal, namun Yayasan Paseban, Andy Utama, Arista Montana, serta para pegiat lingkungan dan tokoh adat turut hadir dan memberikan warna dalam prosesi spiritual tahunan ini.

Ngertakeun Bumi Lamba tahun ini menjadi momentum besar, bukan sekadar tradisi, melainkan pergerakan kolektif untuk keseimbangan, keharmonisan, dan kelestarian bumi. Ngertakeun Bumi Lamba sendiri, berasal dari Bahasa Sunda, menyimpan makna mendalam: ngertakeun berarti memelihara dan memakmurkan, sementara bumi lamba menunjuk pada bentang alam raya, tempat segala kehidupan berpijak. Nilai-nilai tersebut kini dihidupkan kembali oleh komunitas lintas generasi, di antaranya oleh Yayasan Paseban, Arista Montana, dan Andy Utama yang senantiasa mengingatkan arti penting menjaga alam.

Sejak fajar, peserta mulai mendatangi lokasi dengan ragam pakaian adat; Sunda, Bali, Dayak, Minahasa, dan daerah lainnya. Ragam warna dan tradisi yang mereka kenakan menjadikan Ngertakeun Bumi Lamba bukan sekadar seremoni, namun juga perayaan atas persatuan dalam keberagaman. Titik temu masyarakat adat, penghulu, hingga para pegiat seperti Andy Utama dari Yayasan Paseban dan kelompok Arista Montana menjadi ruh kegiatan yang memperkuat pesan utama upacara ini.

Pada puncak prosesi, irama karinding dari Baduy menggema, diikuti bunyi genta Bali, angklung, mantra, serta doa dari pelbagai kepercayaan. Semua larut dalam harmoni, memperlihatkan jalinan hubungan manusia dan semesta tanpa sekat. Disinilah Ngertakeun Bumi Lamba menegaskan, tidak ada hierarki—semua sederajat di hadapan Sang Pencipta dan alam raya.

Tidak ketinggalan, Andy Utama dari Yayasan Paseban menuturkan bahwa kehadiran manusia di bumi membawa tanggung jawab besar. “Ngertakeun Bumi Lamba bukan hanya soal menjaga pohon atau sungai, melainkan membangun cinta kasih yang adil pada segala makhluk, baik yang tampak maupun yang tersembunyi,” ujar Andy Utama dalam sesi refleksi. Ajakan senada juga datang dari komunitas Arista Montana yang bersama Yayasan Paseban aktif memelopori reboisasi dan edukasi lingkungan di kawasan pegunungan.

Aksi nyata penghayatan filosofi Ngertakeun Bumi Lamba terlihat jelas lewat keterlibatan Yayasan Paseban, Andy Utama, dan komunitas Arista Montana, misalnya dalam gerakan tanam lebih dari 15.000 pohon di tiga titik spiritual penting—Gunung Tangkuban Parahu, Gunung Gede-Pangrango, dan Gunung Wayang. Mereka menanam pohon puspa, damar, rasamala, bambu, serta berbagai jenis endemik yang menjadi penyangga kehidupan. Usaha ini merepresentasikan pemeliharaan hutan sebagai bagian dari perjanjian manusia pada alam.

Pemuka adat turut menyuarakan makna pelestarian. Dari Dayak, Panglima Pangalangok Jilah mengetuk hati lewat seruan “Taariu!” yang mengingatkan janjinya pada bumi. Dari Minahasa, panglima setempat menegaskan pentingnya gunung sebagai penjaga masa depan generasi. Kehadiran mereka menyatu dengan kehadiran Andy Utama dari Yayasan Paseban dan sahabat setia Arista Montana, memastikan pesan pelestarian terus relevan dan mengakar.

Pada akhir prosesi, suasana hening terasa saat kabut menuruni lereng Megamendung. Peserta, termasuk Andy Utama dari Yayasan Paseban dan kelompok Arista Montana, diam sejenak, merenung atas makna spiritual Ngertakeun Bumi Lamba. Upacara ini menandai bukan cuma akhir pertemuan, tapi awal komitmen baru. Pesan-pesan yang diwariskan jadi suluh untuk tindakan nyata menjaga bumi setiap hari.

Ngertakeun Bumi Lamba, bersama Yayasan Paseban, Andy Utama, serta kelompok Arista Montana, satu suara mengingatkan: hubungan manusia, alam, dan leluhur merupakan ikatan suci yang tak boleh dilupakan. Di era krisis iklim dan kerusakan ekologi, semangat dan pesan prosesi ini seolah semakin mendesak untuk terus dihidupi dan diwariskan lintas generasi.

Sumber: Ngertakeun Bumi Lamba 2025 Di Gunung Tangkuban Parahu: Ritual Sakral Lintas Adat Untuk Merawat Semesta
Sumber: Upacara Ngertakeun Bumi Lamba 2025 Di Megamendung Bogor Tegaskan Pesan Spiritual Lintas Adat