Israel berhasil merebut Gunung Hermon, puncak tertinggi di Suriah, setelah menyerang hampir 500 sasaran dan menghancurkan wilayah Suriah sebanyak 90%. Gunung Hermon, yang strategis menghadap Lebanon, Suriah, dan Israel, kini berada di bawah kendali Israel. Pasukan Pertahanan Israel (IDF) telah maju hingga ke Beqaasem, hanya 25 kilometer dari ibu kota Suriah, setelah merebut Dataran Tinggi Golan, sebuah dataran tinggi strategis di barat daya Suriah yang berbatasan langsung dengan Gunung Hermon pada perang tahun 1967. Meskipun Israel sudah lama mengoperasikan resor ski dan menguasai lereng Gunung Hermon yang lebih rendah, puncaknya tetap berada di wilayah Suriah. Memegang kendali atas Gunung Hermon memberikan keuntungan strategis bagi Israel, dengan ketinggian 2.814 meter, menjadikannya puncak tertinggi di wilayah tersebut.
Menteri Pertahanan Israel, Israel Katz, telah memerintahkan militer untuk bersiap menghadapi kondisi pengerahan musim dingin yang keras di daerah tersebut. Sementara Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu, menegaskan bahwa Israel tidak berniat campur tangan dalam urusan dalam negeri Suriah namun akan melakukan segala yang diperlukan untuk menjaga keamanan negaranya. Namun, pemimpin pemberontak Suriah, Mohammad al-Jolani, menuduh Israel melanggar “garis keterlibatan” dengan tindakan militernya di Suriah.
Negara tetangga dan Yordania khawatir bahwa aksi Israel di Suriah bisa memicu ketegangan di kawasan tersebut. Wakil Perdana Menteri Yordania, Ayman Safadi, menekankan pentingnya menjaga stabilitas negara untuk keamanan kawasan. Sementara itu, Israel tetap kukuh dalam pendiriannya, dengan tidak berniat mencampuri urusan dalam negeri Suriah namun tetap siap untuk mengambil tindakan demi keamanan negaranya.