Jakarta, CNBC Indonesia – Menteri Koordinator Bidang Perekonomian dan Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengadakan rapat mendadak secara terpisah dengan pejabat kementeriannya masing-masing pada akhir pekan lalu dan masa cuti bersama Lebaran 2024.
Meskipun terpisah, rapat yang diadakan membahas potensi dampak dari ketegangan yang terjadi di kawasan Timur Tengah sejak Sabtu lalu, setelah Iran meluncurkan 300 rudal dan drone ke wilayah Israel. Serangan Iran dilakukan sebagai balasan atas tindakan Israel pada 1 April yang telah merusak konsulatnya di Suriah dan menewaskan dua orang Jenderal Iran.
Airlangga mengadakan rapat koordinasi dengan jajaran deputinya, serta melibatkan Duta Besar RI untuk Yordania di Amman Ade Padmo Sarwono, Dubes RI untuk Iran di Teheran Ronny P. Yuliantoro, dan Direktur Jenderal Asia Pasifik dan Afrika (Dirjen Aspasaf) Kementerian Luar Negeri Abdul Kadir Jailani.
“Langkah-langkah antisipatif akan disiapkan untuk menjaga kepercayaan pasar terhadap dampak potensi kenaikan harga komoditas, terutama minyak, akibat gangguan pasokan, serta kenaikan harga emas sebagai aset safe haven dan dampaknya ke sektor lainnya,” ucap Airlangga dalam rapat yang diadakan pada Senin lalu, seperti yang dikutip dari siaran pers, Selasa (16/4/2024).
Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian mencatat bahwa peningkatan konflik geopolitik antara Iran dan Israel pada akhir pekan lalu telah menyebabkan gejolak dalam harga minyak mentah global. Hal ini diikuti dengan gejolak mata uang akibat penguatan dolar Amerika Serikat sebagai aset safe haven selama masa krisis.
Pada hari Senin, harga minyak mentah Brent naik ke level US$90,29 per barel dari posisi pada 1 Januari 2024 sebesar US$77,4 per barel. Sementara harga minyak mentah jenis WTI diperdagangkan di level US$85,42 per barel, lebih tinggi dari posisi pada 1 Januari 2024 sebesar US$71,65 per barel.
Selain itu, nilai tukar beberapa negara di kawasan Asia mengalami penurunan terhadap dolar AS, seperti Thailand dan Won Korea yang terdepresiasi sebesar 0,24% (dtd), serta Ringgit Malaysia sebesar 0,24% (dtd). Mayoritas bursa di Asia Pasifik juga bergerak di zona merah.
Airlangga menyatakan bahwa konflik tersebut akan mengganggu rantai pasokan melalui Terusan Suez yang akan berdampak pada kenaikan biaya kargo. Produk yang terdampak antara lain adalah gandum, minyak, dan komponen alat produksi dari Eropa.
“Masyarakat pasar diharapkan tetap tenang dan enggan mengambil langkah spekulatif. Pemerintah akan terus memantau perkembangan global dan regional serta akan mengambil langkah-langkah yang kuat dan fokus untuk menjaga stabilitas sistem keuangan,” ujarnya.
Menteri Keuangan Sri Mulyani juga melakukan rapat untuk membahas dampak perang antara Iran dan Israel terhadap Indonesia, pada hari sebelum Airlangga mengadakan rapat koordinasi. Hal ini terlihat dari unggahan akun Instagramnya @smindrawati pada Senin (15/4/2024).
“Rapat bersama Wamenkeu (Suahasil Nazara) dan para eselon satu terkait dilakukan pada Minggu malam,” ujarnya.
Dia mengatakan bahwa perkembangan situasi ekonomi dan keuangan global serta tensi geopolitik yang tinggi, bergerak dengan cepat dan dinamis. Kondisi ini diprediksi akan mempengaruhi berbagai indikator ekonomi yang perlu diantisipasi dan diwaspadai.
“APBN akan tetap menjadi instrumen penting dalam menghadapi gejolak dan dinamika global serta nasional,” tegas Sri Mulyani.
[Gambas:Video CNBC]
Artikel Selanjutnya
Video: Iran Eksekusi Intel Mossad, Ini Informasi Rahasianya!
(haa/haa)