AS Tetap Optimis Meskipun Serangan ke Yaman Gagal Bikin Houthi Kapok

by -121 Views

Serangan Amerika Serikat (AS) baru-baru ini terhadap kelompok Houthi Yaman sepertinya tidak akan mengakhiri ancaman yang mereka timbulkan terhadap pelayaran internasional, karena pemberontak yang didukung Iran telah bertahan selama bertahun-tahun dari pemboman udara besar-besaran yang dilakukan negara-negara Teluk.

Pasukan AS dan Inggris menargetkan hampir 30 lokasi dengan lebih dari 150 amunisi dalam semalam dan menyerang dengan drone, rudal dan radar yang digunakan untuk membasmi pemberontak yang telah berulang kali menyerang kapal dagang di Laut Merah dalam beberapa pekan terakhir.

AS masih memiliki opsi militer tambahan dan para pejabat tinggi telah memperingatkan tindakan lebih lanjut jika serangan di Laut Merah terus berlanjut. Namun perluasan serangan udara di Yaman juga berisiko meningkatkan eskalasi dengan Iran, yang ingin dihindari oleh AS.

Letnan Jenderal AS Douglas Sims mengatakan Houthi telah menembakkan rudal balistik anti-kapal sebagai tanggapan atas serangan AS. Dengan demikian, Sims mengantisipasi dampak yang lebih luas atas kondisi ini. “Retorika Houthi cukup kuat dan cukup tinggi. Saya perkirakan mereka akan mencoba melakukan semacam pembalasan,” katanya kepada wartawan, dikutip dari Reuters.

Jon Alterman, direktur Program Timur Tengah di Pusat Studi Strategis dan Internasional, mengatakan menurutnya serangan baru-baru ini akan mengurangi tetapi tidak mengakhiri ancaman Houthi terhadap pelayaran di Laut Merah. “Tantangannya adalah membuat kelompok Houthi menyimpulkan bahwa lebih banyak serangan akan merugikan kepentingan mereka. Masih jauh dari jelas bahwa mereka sudah mencapai kesimpulan itu,” katanya.

Mark Schwartz, pensiunan letnan jenderal Angkatan Darat AS dan saat ini menjadi rekan senior di RAND, juga mengatakan bahwa ia memperkirakan serangan Houthi terhadap kapal-kapal perkapalan akan terus berlanjut. “Saya pikir mereka akan terus mencoba menyerang kapal maritim. Mungkin kapal komersial, mungkin tidak sebanyak kapal militer yang ada di sana,” kata Schwartz, mengacu pada semakin banyaknya kapal perang yang dikerahkan ke Laut Merah untuk membantu mencegat dan menghalangi Houthi. serangan drone dan rudal.

Kelompok Houthi telah menjadi sasaran ribuan serangan dari koalisi pimpinan Arab Saudi sejak tahun 2015, namun Riyadh kini menginginkan gencatan senjata. Arab Saudi telah mengeluarkan militernya dari negara tersebut karena pemberontak belum terkalahkan dan masih menguasai sebagian besar wilayah Yaman.

Kelompok ini mengklaim bahwa mereka menargetkan kapal-kapal yang terkait dengan Israel untuk mendukung warga Palestina di Gaza, medan perang Israel dalam memerangi kelompok militan Hamas. Sementara itu, AS berdalih bahwa puluhan negara memiliki hubungan erat dengan kapal-kapal yang telah diserang Houthi tersebut.