Aktivasi Budaya Tambang Ombilin-Sawahlunto Sebagai Warisan Dunia Melalui Gelanggang Arang

by -96 Views
Aktivasi Budaya Tambang Ombilin-Sawahlunto Sebagai Warisan Dunia Melalui Gelanggang Arang

Swahlunto: Kegiatan aktivasi dan penguatan ekosistem Warisan Tambang Batu Bara Ombilin-Sawahlunto (WTBOS) dan jalur kereta api di Sumatra Barat tahun 2023 telah selesai. Hal ini ditandai dengan diselenggarakannya rangkaian acara penutupan pada 14 Desember 2023 di Kota Solok.

Setelah perjalanan panjang yang dimulai pada Oktober 2023, kegiatan yang bernama Galanggang Arang ini merupakan inisiatif kolaboratif antara Direktorat Pengembangan dan Pemanfaatan (Dit PPK), Direktorat Jenderal Kebudayaan, Pemerintah Provinsi dan Pemerintah Kabupaten/Kota Sumatra bersama komunitas seni budaya, tokoh adat ninik-mamak, dan masyarakat.

Direktur Jenderal Kebudayaan Hilmar Farid menyatakan bahwa kegiatan Galanggang Arang menjadi hasil dari berbagai rangkaian kegiatan yang telah disusun dan dilaksanakan.

“WTBOS dapat menjadi salah satu sumber inspirasi bagi partisipasi masyarakat, pemerintah pusat dan daerah, dan komunitas untuk ikut terlibat dalam menjaga warisan dunia ini,” katanya dalam keterangan tertulis, Jumat, 15 Desember 2023.

Menurut Hilmar, seluruh masyarakat Indonesia dapat memanfaatkan warisan dunia WTBOS ini untuk kepentingan masa kini, baik secara ekonomi budaya, pendidikan, sosial budaya, dan peningkatan kualitas hidup. Meskipun eksplorasi batu bara di Sawahlunto pada tahun 2023 telah berhenti, namun WTBOS dapat diaktifkan kembali dan memberikan manfaat dengan cara yang kreatif secara berkelanjutan.

Sementara itu, Gubernur Sumatra Barat, Mahyeldi Ansharullah, menegaskan bahwa kegiatan Galanggang Arang memainkan peran penting, tidak hanya dari segi perumusan dan tawaran bentuk pengelolaan, tetapi juga sebagai contoh praktik baik dalam aksi nyata.

Ia juga menyampaikan bahwa partisipasi masyarakat, ninik mamak, alim ulama, bundo kanduang, telah turut serta dalam melancarkan kegiatan, terutama di delapan kabupaten/kota, yakni Padang, Padang Panjang, Sijunjung, Tanah Datar, Padang Pariaman, Kabupaten Solok, Sawahlunto, dan Kota Solok.

Mahyeldi juga meminta agar komitmen, rumusan, dan program yang dihasilkan dalam kegiatan Galanggang Arang ini segera dapat diwujudkan dalam bentuk yang konkret, terutama badan pengelola yang dapat memaksimalkan pengelolaan WTBOS.

“Galanggang Arang juga menjadi sebuah ruang silaturahmi, yang mempertemukan masyarakat dan pemangku kepentingan untuk hadir bersama, membicarakan WTBOS dan rencana pengelolaannya pada masa yang akan datang,” tandasnya.