Kenaikan Suku Bunga Berpotensi Mempengaruhi Harga Minyak Global

by -97 Views

Harga minyak dunia mengalami variasi dengan kecenderungan melemah pada awal perdagangan hari ini. Ini disebabkan oleh potensi kenaikan suku bunga global untuk meredam inflasi.

Menurut Investing.com, pada Rabu, 25 Oktober 2023, harga minyak dunia West Texas Intermediate (WTI) kontrak Desember 2023 turun 0,10 persen menjadi USD83,67 per barel. Sementara itu, harga minyak dunia Brent naik 0,01 persen menjadi USD88 per barel.

Analis Deu Calion Futures (DCFX), Paolo Liszman, mengatakan bahwa fluktuasi harga minyak tidak hanya dipengaruhi oleh faktor geopolitik, tetapi juga kondisi ekonomi global yang terus berubah. Hal ini termasuk respons pasar terhadap kebijakan moneter, kestabilan mata uang, dan pertumbuhan ekonomi utama seperti Tiongkok, Amerika Serikat, dan negara-negara anggota Uni Eropa.

Di tengah situasi ini, investor dan pelaku pasar minyak terus memperhatikan perkembangan yang terkait dengan kebijakan produsen minyak utama, perkembangan politik di Timur Tengah, serta indikator ekonomi penting yang dapat memberikan petunjuk tentang permintaan global untuk energi.

Pergerakan harga minyak dunia tertekan setelah Ketua Federal Reserve, Jerome Powell, menyatakan bahwa bank sentral akan tetap menjaga komitmennya terhadap inflasi dua persen dalam jangka panjang. Kenaikan suku bunga akan membuat minyak lebih mahal karena nilai dollar AS menjadi lebih tinggi.

Departemen Tenaga Kerja AS melaporkan inflasi konsumen September di negara tersebut naik 3,7 persen dibandingkan tahun sebelumnya. Sedangkan inflasi inti, yang tidak termasuk makanan dan energi, meningkat 4,1 persen.

Beberapa pengelola keuangan terbesar di Eropa mengungkapkan bahwa Bank Sentral Eropa (ECB) tidak akan berhenti menaikkan suku bunga. Legal & General Investment Management, Vanguard Asset Management, dan Robeco Groep mengatakan bahwa kawasan ini sangat rentan terhadap kenaikan harga jika krisis di Timur Tengah meningkat, dan pasar telah meremehkan kemungkinan pengetatan suku bunga. Hal ini membuat obligasi pemerintah dengan jangka waktu pendek menjadi sangat rentan.

Kepala Suku Bunga Internasional di Vanguard, Ales Koutny, mengatakan bahwa ada kemungkinan ECB akan menaikkan suku bunga lagi karena tingginya inflasi akibat harga bahan bakar minyak.

Kepala Strategi Multi-Aset di Robeco Groep, Colin Graham, mengatakan bahwa langkah-langkah stimulus tambahan dari Tiongkok juga akan menjadi tekanan baru terhadap harga di Uni Eropa. Ia mengatakan bahwa mereka yakin ECB harus menaikkan suku bunga lebih banyak lagi.

Jangan lupa untuk mengikuti berita lainnya dan ikuti akun Google News Medcom.id.