Bulan seringkali terlihat dengan warna putih terang atau kadang kuning keemasan, namun dalam momen langka, ia dapat berubah menjadi merah tembaga yang memukau. Fenomena ini dikenal sebagai gerhana bulan total, di mana permukaan bulan berubah menjadi merah indah yang sering disebut blood moon atau “bulan darah”. Hal ini disebabkan oleh peran atmosfer bumi dan cahaya matahari yang menciptakan efek spektakuler di langit malam.
Gerhana bulan total terjadi ketika bulan purnama sepenuhnya masuk ke dalam bayangan bumi yang disebut umbra. Saat itu, bulan tidak hilang dalam kegelapan, melainkan berubah warna menjadi merah jingga yang memukau. Penyebab warna merah ini terletak pada atmosfer bumi yang membiaskan dan menyaring cahaya matahari, memungkinkan cahaya merah dan oranye untuk mencapai bulan.
Meskipun bulan berada di dalam bayangan bumi, cahaya matahari masih dapat mencapainya karena dibelokkan oleh atmosfer. Hal ini menjelaskan mengapa bulan tidak berubah menjadi hitam total saat gerhana bulan. Hamburan Rayleigh, yang juga terjadi saat matahari terbenam, menjelaskan mengapa hanya cahaya merah-oranye yang mencapai permukaan bulan saat gerhana total.
Warna merah bulan yang terlihat selama gerhana dapat bervariasi tergantung pada posisi bulan di dalam umbra dan kondisi atmosfer. Kondisi seperti debu, uap air, dan bahkan abu vulkanik dalam atmosfer bisa membuat warna bulan berubah menjadi merah gelap, cokelat, oranye, atau bahkan merah muda. Setiap gerhana bulan total selalu menampilkan warna yang unik karena faktor-faktor atmosfer ini.
Ada tiga jenis gerhana bulan, di mana hanya gerhana total yang membuat bulan berwarna merah jelas. Gerhana penumbra hanya membuat bulan tampak redup, sementara gerhana sebagian membuat sebagian permukaan bulan berwarna gelap dan agak kemerahan. Gerhana total adalah fase di mana bulan masuk sepenuhnya ke dalam umbra dan berubah menjadi merah jelas selama periode tertentu. Semua fenomena ini menciptakan keindahan langit malam yang menakjubkan.
