Skizofrenia merupakan gangguan jiwa kronis yang dapat memengaruhi cara seseorang berpikir, merasa, dan bertindak. Banyak yang mengaitkan kondisi ini dengan penggunaan NAPZA (narkoba, psikotropika, dan zat adiktif), namun apakah hal tersebut benar? Menurut Dr. dr. Khamelia Malik, SpKJ(K) dari FKUI-RSCM, terdapat hubungan antara NAPZA dan keparan skizofrenia. Dopamine, suatu zat kimia dalam otak yang berperan dalam aktivitas, menjadi fokus dalam penjelasan dr. Khamelia. Individu dengan genetik skizofrenia memiliki tingkat dopamine yang lebih tinggi, dan ketika dipengaruhi oleh NAPZA, tingkat dopamine tersebut sulit untuk turun.
Dampak dari tingkat dopamine yang tinggi ini dapat menyebabkan halusinasi dan gangguan aktivitas serta kualitas hidup seseorang. Prof. Dr. dr. Tjhin Wiguna, SpKJ, Subsp A. R. (K). MIMH, juga menekankan bahwa NAPZA bukanlah satu-satunya faktor penyebab skizofrenia dan bipolar. Faktor biososial juga memainkan peran penting dalam terjadinya kondisi tersebut. Karena itu, penting untuk berkonsultasi dengan ahli jiwa jika merasakan tanda-tanda yang tidak biasa, seperti pikiran untuk mengakhiri hidup atau menyakiti diri. Jadi, seiring dengan penelitian lebih lanjut, penting bagi kita untuk lebih memahami kaitan antara penggunaan NAPZA dan kondisi gangguan mental seperti skizofrenia.
