Banyak perusahaan mengalami pemecatan karyawan generasi Z (Gen Z) sepanjang tahun 2024. Meskipun Gen Z dikenal sebagai generasi yang adaptif dengan teknologi dan kreatif, banyak dari mereka masih menghadapi tantangan dalam dunia kerja. Sebuah laporan terbaru dari Intelligent, platform konsultasi pendidikan dan karier, mengungkapkan bahwa enam dari 10 perusahaan yang disurvei telah memutuskan untuk memecat lulusan baru yang mereka rekrut tahun ini.
Kasus pemecatan karyawan Gen Z seringkali tidak hanya karena kinerja buruk, tetapi juga karena ketidaksesuaian antara harapan perusahaan dan budaya kerja yang diinginkan oleh generasi muda ini. Meskipun mereka memiliki kemampuan teknologi yang canggih, Gen Z sering dianggap kekurangan keterampilan soft skills seperti kemampuan berkomunikasi dan manajemen waktu.
Untuk mengatasi tantangan ini, beberapa perusahaan di Indonesia mulai menerapkan strategi yang lebih inklusif dan relevan dengan kebutuhan generasi muda. Program pembinaan, pelatihan, dan mentoring menjadi langkah utama dalam membantu pekerja Gen Z mengembangkan keterampilan mereka. Kolaborasi antara perusahaan dan karyawan juga dianggap penting untuk menciptakan ekosistem kerja yang sehat dan produktif.
Penting bagi perusahaan untuk menyesuaikan gaya manajemen agar lebih inklusif dan relevan bagi generasi ini. Dengan memahami kebutuhan dan potensi Gen Z, serta memberikan mereka kesempatan untuk tumbuh, perusahaan dapat memanfaatkan kehadiran generasi ini untuk mencapai inovasi dan perkembangan yang lebih besar.