LEADERSHIP ATTRIBUTES – prabowosubianto.com – prabowo2024.net

by -62 Views

Keberanian

Bagi seorang prajurit, keberanian adalah hal yang absolut penting. Keberanian tidak hanya berkaitan dengan keberanian fisik tetapi juga keberanian moral. Keberanian fisik termanifestasi dalam kesediaan untuk mengatasi rasa takut di hadapan cedera dan kematian. Keberanian moral adalah keberanian untuk menghadapi risiko kehilangan jabatan, pangkat, dan posisi karena tindakan yang tidak disukai oleh atasan tetapi sesuai dengan keyakinan seorang prajurit TNI. Keberanian fisik dan keberanian moral termanifestasi dalam kemampuan seorang pemimpin untuk membuat keputusan dalam situasi yang sulit dan berisiko. Tanpa keberanian, seorang pemimpin militer tidak dapat berhasil. Sekali seorang komandan kehilangan keberaniannya, penghargaan dari para bawahannya akan berkurang atau hilang sama sekali.

Kepribadian Terkemuka

Seorang pemimpin militer harus memiliki kepribadian yang terkemuka dan baik hati. Saya mengatakan kepribadian yang baik karena banyak tokoh yang terkemuka tetapi tidak baik hati, seperti Adolf Hitler, Pol Pot, Stalin, dan Al Capone. Orang yang baik selalu menunjukkan kejujuran, mengutamakan orang lain daripada diri sendiri, menunjukkan kerendahan hati dan kesediaan untuk berkorban, dan tidak mudah tergoncang oleh keadaan. Dari leluhur Indonesia, kita dapat belajar delapan kualitas pribadi dari para pemimpin yang baik, yang dikenal sebagai hasta brata:
1. Seorang pemimpin harus seperti Lautan (Pindo Jaladri). Seorang pemimpin lapang dada, mampu mendengarkan hal-hal negatif tetapi selalu melakukan hal-hal positif.
2. Seorang pemimpin harus seperti Bulan (Pindo Candra). Seorang pemimpin selalu dapat menjadi cahaya pemandu di dalam kegelapan.
3. Seorang pemimpin harus seperti Bintang (Pindo Kartika). Seorang pemimpin dapat menunjukkan arah yang tepat kepada rakyatnya dan selalu menyebarkan harapan.
4. Seorang pemimpin harus seperti Gunung (Pindo Arga). Seorang pemimpin memiliki keyakinan teguh yang tidak mudah goyah oleh keadaan.
5. Seorang pemimpin harus seperti Bumi (Pindo Bahana). Seorang pemimpin memahami apa yang dibutuhkan orang-orangnya dan memberikan bantuan tanpa diskriminasi.
6. Seorang pemimpin harus seperti Api (Pindo Dahana). Seorang pemimpin memberikan kehangatan dan dapat membara semangat para bawahannya serta menghilangkan ketidaksetaraan dan ketidakadilan.
7. Seorang pemimpin harus seperti Angin (Pindo Bayu). Seorang pemimpin dapat bergerak dengan bebas dan dapat dirasakan di mana-mana.
8. Seorang pemimpin harus seperti Matahari (Pindo Surya). Seorang pemimpin selalu menjadi sumber energi positif bagi lingkungannya.

Kualitas kepribadian yang kita pelajari dari leluhur bangsa seharusnya dipertimbangkan karena kebijaksanaan mereka tidak boleh dianggap remeh. Pada dasarnya, jika seorang pemimpin memiliki sifat-sifat kepribadian negatif seperti keserakahan, ketidakjujuran, kesombongan, pengecut, tidak peduli, ketidakadilan, serta narsisme, maka dengan cepat, ia akan ditinggalkan bahkan dilawan oleh para bawahannya.

Kesetiaan

Seorang pemimpin militer harus memiliki kesetiaan yang kuat dan mutlak kepada negara, bangsa, dan rakyat. Jika ia tidak setia, ia tidak akan memiliki kekuatan untuk menghadapi cobaan dan kesulitan dalam hidupnya sebagai seorang pemimpin. Kesetiaan dapat tercermin dalam komitmen seseorang terhadap sebuah organisasi, dedikasi terhadap rekan-rekan sejawat, dan para bawahannya. Ada pemimpin yang, di bawah kondisi yang tidak menguntungkan, cepat menyalahkan atau mencari kesalahan bawahannya. Banyak juga yang cenderung mencari kesalahan bawahannya ketika semuanya berantakan. Di sisi lain, jika bawahannya berhasil, mereka sering kali yang pertama keluar dan mengklaim kemenangan sebagai milik mereka sendiri. Seorang pemimpin sejati selalu berusaha untuk membela dan menempatkan kepentingan bawahannya di atas kepentingannya sendiri. Ada satu kebijaksanaan militer kuno yang kita dapat pelajari dari hal ini: Jika kamu peduli dengan bawahanmu, mereka akan peduli denganmu.

Keterampilan Profesional

Untuk menjadi seorang pemimpin yang sukses, seseorang harus memiliki keterampilan dan kemampuan profesional. Seorang pemimpin harus ahli dalam bidangnya. Jika mereka adalah komandan batalyon infanteri, mereka harus memahami segala jenis infantri. Seorang pemimpin harus sangat menguasai semua teknik dan taktik dari tingkat peleton, kompi hingga batalyon. Mereka seharusnya memiliki visi setara dengan dua tingkat di atas mereka dan penguasaan setara dengan dua tingkat di bawah mereka. Seorang pemimpin yang berani tetapi bodoh akan menimbulkan banyak korban di antara bawahannya.

Passion

Elemen kelima yang saya yakini seorang pemimpin harus miliki adalah passion. Itulah yang mendorong seorang pemimpin militer untuk bertindak dan maju secara dinamis. Passion mendorong seorang prajurit untuk bertahan dalam penderitaan dan tetap tenang serta teguh di hadapan bahaya. Passion akan mendorong seorang pemimpin militer untuk meraih kemenangan. Tanpa passion, seorang pemimpin tidak akan bisa mencapai hasil yang gemilang. Jika dua orang yang sama cerdas dan mampu bersaing, orang yang memiliki passion yang lebih besar akan muncul sebagai pemenang. Ada sebuah pepatah dalam militer yang mengatakan: Rencana paling brilian yang dieksekusi dengan setengah hati akan menghasilkan hasil yang lebih buruk daripada rencana sederhana yang dieksekusi dengan penuh semangat. Perang mungkin dilakukan dengan senjata, tetapi kemenangannya diraih oleh para pria. Itulah semangat para pria yang mengikuti dan semangat orang yang memimpin yang memperoleh kemenangan. (Jenderal G.S. Patton)

Menurut pendapat saya, berdasarkan studi saya tentang sejarah kepemimpinan militer yang sukses dan efektif, saya percaya bahwa setiap pemimpin militer harus memiliki dan menjalani filosofi kepemimpinan. Filosofi menginformasikan dan mengarahkan seorang pemimpin dalam menjalankan kepemimpinannya. Filosofi yang sering saya gunakan adalah 11 Prinsip Kepemimpinan TNI, yang akan saya uraikan secara detail dalam Bab 10 buku ini, dan prinsip sederhana yang berbunyi: Bagi saya, itu berarti bahwa dalam membuat keputusan atau kebijakan, seseorang harus bertanya pada diri sendiri apakah itu akan menguntungkan negara, bangsa, dan angkatan bersenjata. Jika iya, jangan ragu, dan hanya setelah itu seseorang dapat mulai memikirkan kepentingan pribadinya. Bukan sebaliknya. Kalau seseorang sudah meletakkan kepentingan pribadinya di atas kepentingan para bawahannya, apalagi kepentingan negara. Maka, ia bertindak dengan egois dan menunjukkan kepemimpinan yang buruk. Pertama: Tanah Airku; Kedua: Para Bawahanku; Ketiga: Diriku sendiri.

HAL LAIN YANG MENENTUKAN KEPIMPINAN MILITER YANG SUKSES

Kebugaran Fisik

Seorang pemimpin militer harus memiliki kebugaran fisik yang sangat baik. Dia harus mampu memimpin para bawahannya dengan contoh dan menjadi teladan. Seorang pemimpin militer tidak akan efektif jika ia tidak fit. Dia tidak dapat memimpin para bawahannya jika ia tidak ada di tengah-tengah mereka atau di depan mereka. Daya tahan fisik yang sangat baik diperlukan untuk mengatasi tekanan kehidupan militer dan stres kehidupan sehari-hari.

Kehadiran pada Momen dan Tempat Kritis

Para senior saya sering mengajarkan saya bahwa pemimpin harus selalu hadir di tempat dan momen paling kritis. Kehadiran seorang pemimpin dapat menenangkan para bawahannya yang mungkin terganggu oleh kondisi berbahaya yang mereka hadapi. Seorang pemimpin militer juga harus mampu membaca dan menilai situasi secara dekat. Dia harus mampu dengan cepat merasakan psikologi para bawahannya di saat yang sangat penting. Keputusan penting seringkali harus dibuat dengan cepat dan akurat. Di saat darurat, perubahan sering terjadi dengan sangat cepat. Oleh karena itu, seorang pemimpin militer yang memantau situasi kritis dari jauh sering lambat dalam membuat keputusan kunci, kadang-kadang keputusan tersebut masalah hidup-mati.

Pemikiran Masa Depan dan Kreativitas

Seorang pemimpin harus memiliki pikiran yang maju untuk menerapkan kebijakan yang dapat meningkatkan situasi saat ini untuk mencapai kemajuan di masa depan. Menjaga status quo dan mengabaikan hal-hal yang memerlukan perbaikan dan perubahan akan mengarah pada stagnasi, bahkan degenerasi dan degradasi. Seorang pemimpin harus kreatif dan dinamis. Jika dia hanya menunggu instruksi dan tidak mau mengambil inisiatif, maka organisasi yang dipimpinnya tidak dapat bangkit menghadapi tantangan yang mungkin muncul tiba-tiba. Para pemimpin besar dalam sejarah seringkali mampu mengembangkan solusi yang tak terduga dan menunjukkan jalan keluar dari kesulitan atau masalah kompleks para bawahannya.

Cybernetics

Hukum yang dikenal sebagai cybernetics mengatakan, “Jika Anda berpikir Anda akan kalah, Anda sudah kalah.” Pelajaran dari ini adalah: Jangan pernah berbisik di dalam hati bahwa Anda mungkin kalah. Anda harus memiliki semangat untuk sukses. Kehendak untuk menang akan menghasilkan seorang pemenang.

Hukum Murphy

Salah satu hukum dalam aktivitas manusia dan organisasi yang patut diperhatikan adalah hukum Murphy yang mengatakan: ‘Jika rencana bisa salah, biasanya akan salah’. Seringkali kita akan menemui hukum Murphy dalam kehidupan militer, yang padanan lokalnya adalah ‘ojo kagetan’ (tidak mudah tergoncang). Seorang pemimpin harus selalu siap menghadapi skenario terburuk. Rasa tanggung jawab dan dedikasi…

Source link