Tinggal Sejengkal! Negara NATO Mengumumkan Kesiapan Penuh Perang

by -80 Views

Jakarta, CNBC Indonesia – Eskalasi konflik antara Rusia dan Ukraina yang terus meningkat membuat beberapa negara di Eropa meningkatkan kewaspadaan penuh untuk menghadapi potensi perluasan konflik.

Salah satu negara anggota North Atlantic Treaty Organization (NATO), Polandia, telah memperkuat persiapannya dalam menghadapi konflik berskala besar. Menurut laporan dari Reuters, Kepala Staf Angkatan Darat Polandia, Jenderal Wieslaw Kukula, menyatakan bahwa Warsawa perlu siap menghadapi konflik berskala penuh dan melakukan berbagai latihan khusus.

“Warsawa harus menemukan keseimbangan yang baik antara tugas menjaga perbatasan dan intensitas latihan militer,” kata Jenderal Wieslaw seperti dikutip pada Sabtu (13/7/2024).

Wakil Menteri Pertahanan Pawel Bejda mengumumkan bahwa mulai bulan Agustus, jumlah pasukan yang menjaga perbatasan timur Polandia akan ditingkatkan menjadi 8.000 personil dari sebelumnya 6.000 personil. Pasukan tersebut juga akan didukung oleh 9.000 reservis yang dapat dikerahkan dalam waktu 48 jam.

Hubungan Polandia dengan Rusia dan sekutunya, Belarus, memburuk sejak Moskow mengirim ribuan tentara ke Ukraina pada 24 Februari 2022. Langkah ini dinilai sebagai ancaman bagi Eropa.

Sebagai respons terhadap serangan Rusia ke Ukraina, Polandia telah meningkatkan belanja pertahanannya hingga lebih dari 4% dari output ekonomi tahun ini. Pada bulan Mei, Polandia telah meluncurkan program pertahanan “Perisai Timur” senilai 10 miliar zloty (Rp 40 triliun) untuk memperkuat pertahanan di perbatasannya dengan Belarus dan Rusia, yang ditargetkan selesai pada tahun 2028.

Jumlah personel angkatan bersenjata Polandia saat ini mencapai sekitar 190.000 personel, termasuk pasukan darat, udara, laut, pasukan khusus, dan pertahanan teritorial. Polandia juga berencana untuk meningkatkan jumlah pasukan menjadi 300.000 dalam beberapa tahun mendatang.

Jenderal Wieslaw Kukula juga mencatat bahwa tingginya minat warga untuk bergabung dengan militer menimbulkan tantangan pendanaan yang besar. Namun, ia memprediksi bahwa minat ini mungkin tidak akan begitu tinggi lagi pada tahun 2027.