Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) mengungkapkan bahwa proyek hilirisasi batubara menjadi dimethyl ether (DME) hingga kini belum ada kelanjutan. Hal ini disebabkan oleh mundurnya perusahaan asal Amerika Serikat, Air Products and Chemicals Inc. dari proyek kerja sama hilirisasi tersebut. Namun, pemerintah sedang menjajaki kerja sama dengan mitra strategis dari China.
Sebelumnya, Sekretaris Jenderal Kementerian ESDM Dadan Kusdiana menyatakan bahwa pemerintah terus mencari investor yang cocok untuk merealisasikan proyek gasifikasi batu bara menjadi DME, salah satunya dari China. Oleh karena itu, Indonesia membuka kesempatan bagi investor asing dengan teknologi hilirisasi batubara untuk mengembangkan program hilirisasi batubara di dalam negeri.
Perusahaan pertambangan batubara dalam negeri juga aktif mencari investor untuk menjalankan program hilirisasi batubara di Indonesia, sesuai dengan aturan pemerintah ESDM yang mewajibkan adanya hilirisasi dalam peraturan pertambangan. Perusahaan-perusahaan seperti PTBA, KPC, Arutmin, Berau, dan Kideco Jaya Agung sedang berupaya melaksanakan program hilirisasi tersebut.
Dadang menegaskan bahwa kolaborasi ini dilakukan dalam kerangka bisnis antara perusahaan nasional dan investor asing yang dapat memberikan manfaat bagi negara. Kebijakan hilirisasi batubara bertujuan untuk mengoptimalkan sumber daya alam yang dimiliki Indonesia demi kepentingan negara.