Penyelidikan Mendalam tentang Tragedi Morowali

by -85 Views

Tragedi yang merenggut nyawa manusia datang silih berganti, bahkan hingga di penghujung tahun. Hilangnya jiwa seakan menegaskan bahwa nilai manusia masih dianggap murah di negara ini.

Ledakan tungku pembakaran di pabrik pengolahan nikel milik PT Indonesia Tsingshan Stainless Steel (ITSS) di Kabupaten Morowali, Sulawesi Tengah, pada hari Minggu, 24 Desember 2023, adalah sebuah tragedi yang sungguh memilukan. Selain menewaskan 13 pekerja dan melukai 43 orang lain, peristiwa ini bukan kali pertama terjadi di kawasan PT Indonesia Morowali Industrial Park (IMIP).

Ini adalah kawasan industri berbasis nikel yang terintegrasi dengan produk utama berupa nikel, stainless steel, dan carbon steel. Kawasan ini selalu menjadi kebanggaan pemerintah, tetapi juga merupakan kebanggan calon pemimpin yang bertekad melanjutkan legasi pemerintah.

Namun, proyek kebanggaan tersebut seakan digarap dengan kurang cermat. Bukti dari belasan nyawa yang melayang dan puluhan korban lainnya, orang-orang ini seharusnya mendapatkan perlindungan yang memadai untuk sebuah proyek yang membanggakan, yaitu hilirisasi.

Berdasarkan catatan Wahana Lingkungan Hidup (Walhi) Sulawesi Tengah, kasus serupa sebelumnya pernah terjadi di kawasan ini, bahkan pada tanggal 22 Desember 2022 yang merenggut nyawa dua pekerja PT Gunbuster Nicek Industri. Begitu juga pada 27 April 2023, dua pekerja juga meregang nyawa akibat kecelakaan kerja di PT Indonesia Guang Ching Nickel and Stainless Industry, masih di kawasan yang sama.

Peristiwa yang berulangkali terjadi ini tentu mengundang pertanyaan mendasar mengenai prosedur K3 (kesehatan dan keselamatan kerja) di kawasan industri yang merupakan bagian dari proyek strategis nasional. Apalagi, peristiwa ini tidak terkait bencana alam, melainkan lebih pada faktor teknis dan human error.

Pemerintah harus mengusut tuntas dan menghukum pihak yang bertanggung jawab. PT ITSS minimal harus ditutup untuk sementara waktu agar proses pemeriksaan dapat dijalankan secara menyeluruh di seluruh area perusahaan.

Selain itu, pihak-pihak terkait harus lebih serius memperhatikan prosedur K3 di lingkungan atau kawasan industri yang berbahaya ini. Jangan semata-mata demi keuntungan, faktor keamanan, kesehatan, dan keselamatan pekerja tidak boleh diabaikan. Pengawasan di negara ini kerap lemah, contoh kecerobohan sering terjadi, baik di bidang industri maupun transportasi.

Persoalan semacam ini jelas tidak bisa hanya diselesaikan dengan pemberian santunan kepada keluarga korban. Tanpa pemberian sanksi tegas kepada pihak yang bertanggung jawab, peristiwa semacam ini akan selalu kembali terulang. Harus ada efek jera sehingga tidak ada lagi kecerobohan yang membuat nyawa terenggut sia-sia.

Pemerintah jangan hanya sibuk berkampanye tentang hilirisasi nikel dengan menjanjikan keuntungan tanpa melihat kenyataan di lapangan. Kesejahteraan, kesehatan, dan keselamatan pekerja, begitu juga dengan kondisi lingkungan di sekitar kawasan industri, penting untuk selalu diperhatikan.

Kementerian Ketenagakerjaan juga harus serius melakukan pengawasan ketenagakerjaan, baik terhadap pekerja asing maupun lokal, termasuk soal penerapan K3 di seluruh lingkup perusahaan di Indonesia. Pelatihan tentang keselamatan kerja harus rutin dilakukan.

Para pekerja bukan sekadar bagian dari industri dan statistik belaka. Selain martabat dan nyawa mereka berharga, mereka juga punya keluarga yang harus dihidupi dan dinafkahi. Mereka bekerja bukan untuk menjadi tumbal pembangunan.