Jangan Meremehkan Kesehatan Mental

by -94 Views

Menurut World Health Organization (WHO), ada sekitar 703 ribu orang yang melakukan bunuh diri setiap tahun. Pada tahun 2019, WHO mencatat bahwa bunuh diri terjadi di semua rentang usia dan merupakan penyebab kematian keempat terbanyak di kalangan individu usia 15-29 tahun.

Bunuh diri tidak hanya terjadi di negara-negara dengan pendapatan tinggi, tetapi fenomena ini juga terjadi di seluruh dunia. Lebih dari 77 persen dari total bunuh diri global terjadi di negara-negara berpendapatan rendah dan menengah.

Psikolog Novita Tandry mengungkapkan bahwa bunuh diri memiliki kaitan erat dengan kesehatan mental dan bahwa masalah kesehatan mental tidak boleh dianggap enteng. Menurutnya, ada berbagai faktor yang dapat memicu seseorang melakukan bunuh diri, termasuk masalah ekonomi, sosial, dan gangguan mental.

Novita juga menyebutkan bahwa ada tanda-tanda yang dapat terlihat dari seseorang yang berisiko melakukan bunuh diri, seperti gangguan makan, tidur, dan fantasi yang berulang. Tanda-tanda tersebut bisa berlangsung selama beberapa tahun dan dapat meningkat menjadi mood disorder yang membingungkan.

Menurut Novita, kasus bunuh diri dapat dicegah dengan intervensi yang tepat waktu, berbasis bukti, dan seringkali berbiaya rendah. Agar respons nasional efektif, diperlukan strategi pencegahan bunuh diri yang komprehensif dan melibatkan berbagai sektor.

Ia juga menekankan bahwa budaya yang masih tabu untuk membicarakan masalah mental seharusnya diubah. Setiap orang sebagai makhluk sosial membutuhkan dukungan dari orang lain.