Gunung Dukono di Pulau Halmahera, Maluku Utara, mengalami erupsi baru dengan melontarkan abu vulkanik setinggi 2.300 meter dari puncak gunung. Erupsi terjadi pada pukul 05.59 WIT. Tinggi kolom letusan teramati lebih kurang 2.300 meter,” kata Petugas Pos Pengamatan Gunung Dukono Sarjan Roboke. Abu vulkanik itu tampak berwarna putih hingga kelabu dengan intensitas tebal mengarah ke timur.
PVMBG mengimbau masyarakat untuk tidak beraktivitas, mendaki, dan mendekati kawah Gunung Dukono di dalam radius dua kilometer. Mereka juga direkomendasikan untuk selalu menyediakan masker guna menghindari ancaman bahaya abu vulkanik pada sistem pernafasan.
Kepala PVMBG Hendra Gunawan mengungkapkan aktivitas kegempaan Gunung Dukono sudah mulai menurun, namun energi letusan yang terpantau dari kolom abu bertambah tinggi. Dia meminta masyarakat untuk selalu waspada.
Di antara dampak letusan tersebut, yakni timbulnya hujan abu vulkanik di beberapa kecamatan, diantaranya Kecamatan Tobelo Utara, Tobelo, Tobelo Tengah dan Tobelo Selatan. Pada 19 November 2023, intensitas tebal abu vulkanik tersebut setinggi 100 sampai 2.600 meter dari puncak.
Gunung Dukono yang memiliki ketinggian 1.335 meter saat ini berada pada status level II atau waspada, sementara pemukiman terdekat berada pada jarak 11 kilometer dari puncak gunung api tersebut. PVMBG mencatat jumlah letusan yang terjadi di Gunung Dukono ada sebanyak 26 kali letusan sejak 1 Januari hingga 20 November 2023.
Gunung Dukono berada sekitar 14 kilometer di sebelah barat daya Kota Tobelo yang merupakan wilayah dengan pemukiman paling padat di Halmahera Utara. Aktivitas letusan Gunung Dukono adalah hal yang biasa bagi penduduk setempat mengingat sejarah panjang letusan menerus gunung api tersebut.
Karakteristik erupsi gunung api itu bersifat eksplosif dan efusif yang menghasilkan abu, lontaran batu pijar, aliran piroklastika, dan aliran lava.