Peneliti dari UI Teliti Potensi Mikroalga sebagai Bahan Baku Biofuel dan Kosmetik

by -80 Views

Guru Besar dari Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (FMIPA) Universitas Indonesia (UI), Prof. Dr. Dra. Nining Betawati Prihantini, M.Sc, sedang melakukan penelitian tentang mikroalga di perairan Indonesia, termasuk di kawasan UI. Dia mengidentifikasi dan mengisolasi mikroalga untuk diteliti manfaatnya.

Beberapa mikroalga yang berhasil diisolasi adalah strain Stanieria, Leptolyngbya, dan Synecochoccus. Strain-strain ini dapat digunakan sebagai bahan baku biofuel.

Hal ini diungkapkan dalam pidato pengukuhannya sebagai Guru Besar Tetap Bidang Ilmu Sistematika dan Pemanfaatan Mikroalga, FMIPA UI. Nining menjelaskan dalam orasinya berjudul “Eksplorasi dan Penelitian Mikroalga Asli Indonesia dalam Studi Sistematika, Biodiversitas, Pemanfaatan, dan Upaya Konservasi”.

Nining menyoroti pentingnya eksplorasi dan penelitian tentang mikroalga untuk memahami keanekaragaman hayati (biodiversitas) mikroalga. Di kawasan UI, terdapat juga mikroalga yang terancam punah, yaitu Chara.

Mikroalga ini rentan terhadap perubahan lingkungan, sehingga banyak ditemukan di perairan yang bersih dan bebas polutan. Chara ditemukan di Laboratorium Alam, yaitu mata air dekat FMIPA UI.

Perairan Laboratorium Alam merupakan genangan air yang masih bersih dari pencemaran lingkungan. Untuk menjaga kelestariannya, upaya konservasi dilakukan melalui dua cara. Pertama, konservasi di luar habitatnya (ex situ) melalui pengkulturan di Ruang Kultur Alga Departemen Biologi FMIPA UI-lokasi pengembangan UI Microalgae Culture Collection (UIMCC). Kedua, pelestarian Chara di habitat aslinya.

Tahap awal yang harus diperhatikan dalam konservasi mikroalga adalah pembuatan medium pertumbuhan yang tepat. Nining menjelaskan bahwa karakteristik mikroalga perlu diketahui agar pemanfaatannya dapat maksimal.

“Mikroalga yang akan dimanfaatkan perlu diperbanyak melalui proses pengkulturan. Perbanyakan kultur (biomassa) sangat bergantung pada wadah pengkulturan dan sistem yang digunakan. Salah satu sistem yang umum digunakan adalah fotobioreaktor untuk menghasilkan biomassa dalam jumlah besar,” papar Nining.

Sistem fotobioreaktor dirancang untuk menyediakan faktor-faktor pendukung pertumbuhan mikroalga. Chlorella DPK-01 telah ditumbuhkan dalam fotobioreaktor berbentuk tabung.

Sementara itu, Synechococcus HS-9, Leptolyngbya HS-16, dan Mastigocladus HS-46 (Cyanobacteria) telah dibudidayakan dalam fotobioreaktor tabung dan flat. Mikroalga tersebut ditumbuhkan untuk produksi biomassa sebagai bahan baku biofuel.

Setelah proses produksi biomassa, langkah selanjutnya adalah pemanenan. Metode pemanenan dengan gelombang ultrasonik yang disebut Ultrasound Harvesting Module (UHM) dirancang untuk meningkatkan efisiensi biaya dan waktu dalam proses pemanenan.

Biomassa mikroalga yang diperoleh dapat diolah menjadi lipid untuk bahan baku biofuel dan protein untuk bahan baku makanan. Penelitian ini sejalan dengan penelitian lain seperti pengolahan air limbah, penangkapan karbon, dan upaya konservasi ex situ mikroalga asli Indonesia.

“Mengenali spesies alga dengan benar dapat diterapkan dalam bidang bioteknologi, seperti sumber makanan, obat-obatan, kosmetik, dan biofuel. Pemahaman tentang taksonomi dan sistematika sangat penting agar mikroalga yang diteliti dapat dimanfaatkan secara maksimal,” ujar Nining.

Penelitian Nining tentang mikroalga adalah salah satu dari penelitian sebelumnya. Beberapa penelitian lainnya termasuk penelitian tentang Karakteristik Diatom dalam Metode Pengawetan yang Berbeda: Studi Perbandingan (2023); Produksi Biomassa Scenedesmus yang Diisolasi di Subang dalam Fotobioreaktor Berbentuk Tabung dengan Paparan Suara Audible (Musik): Strategi Peningkatan Fotobioreaktor (2023); dan Peran Indonesian Indigenous Cyanobacteria Culture Collection sebagai Upaya Konservasi Ex Situ dan Materi Studi Biodiversitas Mikroalga (2023).

Nining menyelesaikan pendidikan S1 di Jurusan Biologi, Fakultas Ilmu Pasti dan Ilmu Alam UI pada tahun 1987; menyelesaikan pendidikan S2 di Program Studi Biosistem, Universitas Tsukuba, Jepang pada tahun 1998; dan berhasil memperoleh gelar doktor di Departemen Biologi FMIPA UI pada tahun 2015. Saat ini, ia menjabat sebagai Ketua Research Group Microbial Systematics and Prospecting (MSP), Departemen Biologi, FMIPA UI.

Kuliah di kampus favorit dengan beasiswa penuh bukan lagi hanya sebuah mimpi, karena ada 426 Beasiswa Penuh dari 21 Kampus yang tersedia di berbagai kota di Indonesia. Info lebih lanjut klik, osc.medcom.id