Film animasi Merah Putih One for All menarik perhatian publik menjelang perilisannya dalam tiga hari. Banyak yang mempertanyakan besaran biaya pembuatannya, hasil visual yang dihasilkan, serta apakah layak untuk ditonton di bioskop. Perbandingan juga muncul dengan film animasi lokal sebelumnya yang sukses, Jumbo, yang menarik lebih dari 10 juta penonton. Kedua film ini menunjukkan perbedaan signifikan dalam berbagai aspek.
Merah Putih One for All diproduksi dalam waktu kurang dari dua bulan dengan biaya sekitar Rp6,7 miliar. Namun, film ini mendapatkan banyak kritik karena gerakan karakter yang dianggap kurang natural. Di sisi lain, Jumbo memakan waktu produksi selama lima tahun dengan anggaran melebihi Rp20 miliar, dan film ini dipuji sebagai karya terbaik dalam industri animasi Indonesia.
Jumbo diproduksi oleh Visinema Pictures, sebuah rumah produksi yang telah menghasilkan sejumlah film sukses seperti Filosofi Kopi. Perusahaan ini dikenal dengan standar kualitas tinggi dan mendapat pendanaan besar untuk proyek-proyeknya. Sedangkan Merah Putih One for All diproduksi oleh Perfiki Kreasindo, sebuah studio yang belum terlalu dikenal di industri film Indonesia.
Meskipun kedua film ini ditujukan untuk penonton anak-anak, namun mereka memiliki tema dan latar cerita yang berbeda. Jumbo mengisahkan kehidupan di sebuah desa, menonjolkan nilai persahabatan dan masalah sosial seperti perundungan. Sementara Merah Putih One for All lebih fokus pada semangat patriotisme di kalangan generasi muda.
Tanggapan masyarakat terhadap kedua film ini juga berbeda. Jumbo berhasil memikat penonton dengan visual yang memukau dan alur cerita yang menghadirkan emosi. Sementara Merah Putih One for All mendapat banyak komentar negatif terkait kualitas visualnya yang dianggap belum memenuhi standar. Mediasosial.online – Cek berita dan artikel terkait di halaman Google News.