Kecemasan adalah kondisi psikologis yang dapat membuat seseorang merasa khawatir tentang masa depan atau takut menghadapi hari-hari mendatang. Gejala kecemasan dapat berupa ketidakmampuan tidur, perasaan malu, atau bahkan tekanan dari pikiran sendiri. Seperti yang dijelaskan oleh laman Hay Counselling, kecemasan juga bisa bersifat fisik yang intens, seperti perut kempis, keringat dingin, gemetar, jantung berdebar, dan napas pendek. Beberapa orang mungkin juga merasa kaku, membeku karena ketakutan, atau sangat gelisah hingga sulit untuk diam. Gejala ini kadang datang secara tiba-tiba dan parah, seperti ‘serangan’ panik. Untuk meredakan gejala kecemasan, penting untuk memiliki prinsip-prinsip yang tepat, seperti yang disampaikan oleh dr. Anton Budi Asih, pemilik RS Budi Asih Cikarang.
Selain itu, hidup hanya sekali, oleh karena itu penting untuk memilih kebahagiaan. Cara kita berbicara pada diri sendiri juga sangat berpengaruh terhadap keadaan mental. Lebih baik mengatakan hal positif tentang diri sendiri dan memilih untuk bahagia, serta berdamai dengan masa lalu. Penting juga untuk belajar membedakan masalah yang penting dan yang tidak penting, sebab terlalu memikirkan masalah yang sebenarnya tidak relevan hanya akan menambah beban pikiran.
Semua permasalahan pada akhirnya akan berlalu, oleh karena itu tak perlu terlalu khawatir terhadap masa depan atau memikirkan sesuatu yang belum terjadi. Jika mengalami kesulitan melawan kecemasan sendiri, mencari bantuan dan pendampingan profesional seperti konseling dapat membantu. Dengan perangkat fisik dan mental yang tepat serta rencana tindakan yang sesuai, kecemasan tidak harus menguasai hidup seseorang. Artinya, semua akan baik-baik saja asalkan kita mampu melaluinya dengan bijak dan tindakan yang tepat.
