Hilirisasi nikel di Indonesia menjadi topik hangat yang dibahas oleh Anggota Dewan Ekonomi Nasional (DEN), yaitu Septian Hario Seto. Menurutnya, keberhasilan dalam hilirisasi nikel di Indonesia sangat tergantung pada pasar kendaraan listrik. Seto menyoroti perubahan tantangan dalam hilirisasi mineral, yang kini lebih menitikberatkan pada kesiapan pasar untuk menerima produk hilir daripada ketersediaan bahan mentah.
Dalam diskusi MINDialogue pada Kamis, Seto menjelaskan bahwa masuk ke tahap down dan midstream dalam hilirisasi tidak lagi bergantung pada ketersediaan mineral mentah. Pentingnya hadirnya pasar kendaraan listrik di Indonesia menjadi fokus utama dalam hal ini. Dia juga menekankan bahwa hilirisasi harus dipandang sebagai satu ekosistem yang kompleks, bukan sebagai entitas yang berdiri sendiri.
Untuk membangun baterai kendaraan listrik, Seto menegaskan bahwa diperlukan rantai pasokan yang terintegrasi mulai dari lithium, tembaga, mangan, kobalt, hingga sel baterai. Indonesia dianggap memiliki ekosistem yang paling lengkap di luar China untuk mendukung industri ini dengan kebijakan yang konsisten dan spek yang bagus. Seto berpendapat bahwa konsistensi dan kebijakan yang tepat adalah kunci dalam menghadapi tantangan hilirisasi nikel di tanah air.
