Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengungkapkan proyek infrastruktur yang telah dibangun selama 10 tahun pemerintahannya. Menurutnya, hal ini berhasil menurunkan biaya logistik di desa tertinggal.
“Dalam akhirnya, ini mampu menurunkan biaya logistik dari 24% menjadi 4%, sehingga meningkatkan daya saing kita. Dan juga mengurangi jumlah desa tertinggal dari 47 ribu menjadi 10.400,” kata Jokowi dalam Kompas 100 CEO Forum di Istana Garuda, IKN, pada Jumat (11/10/2024).
Jokowi menyebut bahwa pembangunan infrastruktur juga telah meningkatkan peringkat daya saing global Indonesia dari 42 pada tahun 2015 menjadi 27. Begitu juga dengan peringkat inovasi global dari 97 menjadi 54.
“Penting bagi kita untuk menyajikan angka-angka ini, agar kita semua, sebagai masyarakat yang cerdas, memahami bahwa dari pembangunan ini, dampak konkretnya akan memperkuat daya saing kita,” kata Jokowi kepada para CEO yang hadir.
Selain itu, Jokowi juga bercerita tentang keputusannya pada tahun 2015 untuk memotong subsidi bahan bakar minyak (BBM), yang mengakibatkan penurunan tingkat persetujuan atau kepuasan publik dari 72% menjadi 43%. Namun, pada saat itu pemerintah memiliki ruang fiskal yang cukup besar untuk membangun proyek infrastruktur.
Selama 10 tahun terakhir, anggaran yang tersedia telah digunakan untuk membangun 366 ribu kilometer jalan desa baru.
“Gagasan banyak yang bertanya kepada saya, apakah mungkin sepanjang itu, mereka tidak percaya. Namun, jika kita lihat, jumlah desa di Indonesia ada 74.800 desa. Jika yang dibangun 366 ribu kilometer, artinya satu desa hanya 4-5 kilometer. Apakah itu logis?” kata Jokowi.
Menurut Jokowi, 366 ribu kilometer jalan desa masih belum cukup untuk dibangun.
“Menurut pendapat saya, seharusnya bisa lebih, setidaknya 2-3 kali lipat dari yang ada sekarang. Ini adalah jalan-jalan produksi yang sangat penting bagi petani, sangat penting bagi para pekebun yang kita miliki,” kata Jokowi.
Selain jalan desa, pemerintah juga membangun berbagai infrastruktur lainnya seperti embung, pasar desa, posyandu, jalan tol, bandara baru, pelabuhan baru, bendungan baru, dan jaringan irigasi. Juga dipbangun transportasi massal seperti MRT, LRT, serta kereta cepat Jakarta-Bandung.
“Kereta cepat juga sudah dibangun dari Jakarta ke Bandung, meskipun hanya sepanjang 148 km, itu masih memakan waktu bertahun-tahun. Di China saat ini memiliki jalan tol sepanjang 48 ribu km, jauh lebih banyak dibandingkan dengan kita,” tambah Jokowi.
Secara keseluruhan, pemerintah telah melakukan banyak pembangunan infrastruktur yang diharapkan dapat memperkuat daya saing Indonesia di tingkat global.