Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) telah memberikan keterangan terkait gempa yang terjadi di Garut, Jawa Barat pada Sabtu malam (28/4/2024). Menurut Kepala Pusat Gempa Bumi dan Tsunami BMKG, Daryono, gempa tersebut bukanlah gempa megathrust.
Daryono menjelaskan bahwa gempa dengan kekuatan Magnitudo 6,2 disebabkan oleh intraslab, yaitu pecahnya batuan dalam lempeng Indo-Australia.
Informasi dari BMKG menyatakan bahwa lokasi gempa berada di laut dengan jarak 156 km arah barat daya dari kabupaten Garut, Jawa Barat. Terdapat satu kali gempa susulan dengan magnitudo 3,1 yang terjadi hingga pukul 23:55 WIB.
Masyarakat yang rumahnya mengalami kerusakan akibat gempa diharapkan untuk tidak menempati rumah mereka sementara waktu dan tinggal di tempat yang aman yang telah disediakan oleh pemerintah daerah setempat.
Daryono juga menyatakan bahwa gempa bumi tersebut tidak berpotensi tsunami dan terasa di beberapa daerah di Pulau Jawa, termasuk Sukabumi, Tasikmalaya, Jakarta, dan Tangerang. Gempa juga dirasakan hingga Bantul dan Sleman.
Nahasnya, gempa tersebut berdampak di daerah Sukabumi dan Tasikmalaya dengan skala intensitas IV MMI, daerah Bandung dan Garut dengan skala intensitas III-IV MMI, daerah Tangerang, Tangsel, Bogor, DKI Jakarta, dan lainnya dengan skala intensitas III MMI, serta daerah Bantul, Sleman, Kulonprogo, dan sebagainya dengan skala intensitas II MMI.
Daryono menegaskan bahwa masyarakat harus tetap tenang dan tidak terpengaruh oleh isu yang tidak dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya. Gempa susulan yang signifikan kemungkinan kecil terjadi.