Kesadaran adalah Modal Utama Perjuangan

by -97 Views
Kesadaran adalah Modal Utama Perjuangan

Oleh: Prabowo Subianto [diambil dari Buku Paradoks Indonesia dan Solusinya]

Kita harus menyadarkan sebanyak mungkin warga negara Indonesia bahwa jika dikelola dengan baik, kita memiliki modal sumber daya alam dan sumber daya manusia yang cukup untuk menjadi bangsa yang kuat dan dihormati. Bangsa di mana rakyatnya hidup sejahtera.

Memilih untuk Menjadi Pejuang Politik

Keputusan saya untuk terlibat dalam dunia politik berawal dari kesadaran. Sebuah kesadaran yang saya dapatkan dari mempelajari sejarah bangsa Indonesia dan bangsa-bangsa lain, serta dari diskusi dengan banyak pakar ekonomi, pelaku usaha, dan negarawan dari dalam dan luar negeri. Juga dari pengalaman saya bertahun-tahun mengabdi sebagai prajurit dan pengusaha.

Kesadaran yang saya maksud pertama-tama adalah kesadaran bahwa sistem ekonomi dan politik yang dipilih oleh para Pendiri Bangsa kita, yaitu sistem ekonomi dan demokrasi Pancasila, atau sistem ekonomi konstitusi, sebenarnya adalah pilihan terbaik untuk membangun Indonesia dan mencapai cita-cita kemerdekaan kita.

Kedua, bahwa sistem ekonomi yang saat ini dijalankan oleh negara kita tidak sesuai dengan apa yang tercantum dalam UUD 1945 yang asli, yaitu UUD 1945 versi 18 Agustus 1945.

Ketiga, bahwa saya tidak mungkin bisa berhasil mengubah arah perekonomian negara tanpa perjuangan politik. Oleh karena itu, pada tahun 2008 saya mendirikan Partai Gerakan Indonesia Raya, atau Partai GERINDRA.

Pada tahun 2012, saya diberikan mandat oleh Partai GERINDRA untuk maju sebagai Calon Presiden Republik Indonesia dalam Pemilu 2014. Meskipun tidak memenangkan pemilu, saya dan saudara Hatta Rajasa mendapatkan dukungan dari setidaknya 62 juta rakyat Indonesia yang memberikan suaranya.

Pada tahun 2018, saya kembali diberikan mandat oleh Partai GERINDRA untuk maju sebagai Calon Presiden Republik Indonesia dalam Pemilu 2019. Meskipun tidak memenangkan pemilu, saya dan saudara Sandiaga Uno mendapatkan dukungan dari setidaknya 68 juta rakyat Indonesia yang memberikan suaranya.

Partai GERINDRA, meskipun baru didirikan tahun 2008, juga berhasil mendapatkan suara terbanyak kedua dalam Pemilu Legislatif 2019. Karenanya saya menulis buku ini. Saya ingin lebih banyak warga negara Indonesia mengetahui di mana Indonesia sebagai negara dan sebagai bangsa berada saat ini, serta bagaimana seharusnya Haluan Negara ke depan.

Saya percaya, dukungan yang saya dan Partai GERINDRA terima dalam Pemilihan Umum yang saya ikuti adalah karena visi, misi, dan program kerja yang saya tawarkan kepada seluruh bangsa Indonesia. Karena gagasan yang saya sampaikan. Sebagai pejuang politik, adalah sebuah kehormatan bagi saya untuk berjuang demi Indonesia yang adil dan makmur. Indonesia yang dicita-citakan oleh Para Pendiri Bangsa kita. Cita-cita yang mendorong Para Pendiri Bangsa untuk berjuang mewujudkan kemerdekaan Indonesia.

Deklarasi kemerdekaan Indonesia pada Agustus 1945 adalah jembatan untuk mewujudkan masyarakat yang adil dan makmur. Namun, setelah 75 tahun lebih merdeka, keadilan dan kemakmuran untuk seluruh rakyat Indonesia belum tercapai. Bahkan, kita sekarang berada di persimpangan jalan. Jika kita salah langkah, tidak mustahil kita akan menjadi negara gagal.

Saya mengatakan hal tersebut karena saya selalu memantau angka-angka yang terkait dengan kondisi ekonomi dan politik kita. Saat ini, anggaran negara kita jauh dari ideal. Pendapatan negara kita relatif rendah terhadap kegiatan ekonomi atau rasio pajak kita sangat rendah, yaitu di bawah 10%.

Selain anggaran yang terlalu sedikit untuk menjalankan semua yang diperlukan, secara ekonomi kita sudah sulit untuk mandiri. Aparatur negara kita sudah sangat bergantung pada utang. Bahkan, untuk membayar bunga utang, negara kita harus membuat utang baru.

Saat ini beban pembayaran utang di APBN sudah mengurangi kemampuan negara untuk membiayai program-program kesejahteraan rakyat. Padahal, pembangunan manusia harus menjadi prioritas utama bagi sebuah negara.

Negara harus menjamin setiap warga negara bisa memiliki pendidikan yang baik, bisa hidup di lingkungan yang baik, bisa mendapatkan pelayanan kesehatan yang baik, juga bisa bekerja untuk memenuhi kebutuhan hidupnya dan keluarganya. Selain itu, negara juga harus hadir untuk memastikan tersedianya kesempatan bagi setiap warga untuk berwirausaha, baik secara kolektif atau berkoperasi ataupun secara sendiri-sendiri.

Memang benar, kita perlu mengejar kemajuan infrastruktur negara lain. Kita juga perlu mengejar keberhasilan negara lain dalam menyejahterakan rakyat, dan dalam mengurangi ketimpangan pendapatan. Kita harus bisa seperti Tiongkok yang berhasil menyelesaikan masalah kemiskinan sehingga mencapai angka 0% kemiskinan dalam 100 tahun Partai Komunis Tiongkok, pada tahun 2021 ini.

Jika negara harus menentukan prioritas pembangunan, mewujudkan kesejahteraan rakyat dan mengurangi ketimpangan haruslah menjadi program kerja utama, yang diikuti dengan mengejar kemajuan infrastruktur.

Sebaik apapun niatnya, sebuah perjuangan politik tidak akan berhasil jika tidak dilakukan secara kolektif. Perjuangan kolektif yang dilakukan secara bersama dengan orang-orang yang sama-sama sadar dan memiliki tujuan yang sama jauh lebih baik dari berjuang sendiri-sendiri. Karena itu saya memutuskan untuk bergabung di Kabinet Indonesia Maju bersama mantan pesaing saya di Pemilu 2019, Presiden Joko Widodo dan Wakil Presiden Ma’aruf Amin. Setelah kami berproses sekian lama, Presiden Jokowi kini memiliki kesamaan pandangan dengan saya, dan atas dasar kesamaan itu kita sama-sama bertekad untuk berjuang secara kolektif mewujudkan cita-cita para pendiri bangsa.

Apakah kita saat ini berada di jalan yang benar? Menurut saya kita sekarang sudah menuju ke jalan yang benar, namun perjalanan kita masih panjang. Perjuangan ini juga tidak akan selesai hanya di masa pemerintahan ini, dan juga di masa pemerintahan berikutnya.

Karena perjuangan yang harus kita tempuh masih panjang, saya berusaha untuk menyadarkan sebanyak mungkin warga negara Indonesia akan tantangan bangsa dan negara kita. Itulah sebabnya diperlukan pendidikan politik. Hanya dengan pendidikan politik dapat terwujud suatu kesadaran bersama. Dengan kesadaran bersama, kita dapat turut serta dalam perjuangan besar dan perjuangan panjang mewujudkan cita-cita kemerdekaan Indonesia: Rakyat yang adil dan makmur.

Saudara-saudara sekalian. Perjuangan kita untuk mewujudkan cita-cita kemerdekaan bukanlah suatu perjuangan yang mudah. Dalam perjalanan, kita harus melawan neo-kolonialisme, melawan sistim kapitalisme global dan para bonekanya.

Kita harus melawan mereka yang ingin Indonesia selalu lemah, Indonesia yang selalu tergantung pada barang dan jasa yang mereka hasilkan. Kita harus melawan mereka yang melemahkan pertanian kita, dan juga industri pengolahan dan industri dasar kita.

Pentingnya Pendidikan Politik

Jika kita pelajari sejarah bangsa-bangsa, kita akan menyimpulkan bahwa tidak ada perubahan besar yang terjadi tanpa perjuangan politik. Sebuah perjuangan politik tidak akan besar, berkelanjutan, dan berhasil tanpa pendidikan politik yang dilakukan secara terus menerus.

Karena itulah, dalam perjalanan perjuangan politik saya, saya memutuskan untuk membangun Padepokan Garudayaksa di Hambalang. Padepokan ini adalah sebuah kawah Candradimuka yang terbuka untuk semua warga negara Indonesia kader Partai GERINDRA yang terpanggil untuk berjuang mewujudkan Indonesia yang adil dan makmur. Sejak tahun 2011 sampai dengan akhir tahun 2021, sudah puluhan ribu kader bangsa yang mengikuti pelatihan bersama saya di Padepokan Garudayaksa.

Namun untuk membangun kesadaran bangsa, menjalankan pelatihan di Hambalang untuk kader Partai GERINDRA saja tidak cukup. Karena itu, melalui buku ini saya menuliskan pemahaman-pemahaman dan gagasan-gagasan saya, serta membagikan data-data yang ada tentang negara kita.

Besar harapan saya buku ini dapat membangun kesadaran bersama untuk memperkuat perjuangan besar kita membangun Indonesia yang kuat, terhormat, adil, dan makmur.

Source link