Mahfud Blak-Blakan Soal Lonjakan Impor Pangan Jokowi: Mafia Makin Banyak

by -61 Views

Calon Wakil Presiden nomor urut 3, Mahfud MD mengungkapkan pemerintah sampai saat ini masih jor-joran mengimpor bahan pangan. Padahal sesuai janji Joko Widodo saat debat calon presiden 2019 lalu berkomitmen untuk menutup rapat keran impor pangan.

“Mas Gibran saya hormati Anda sebagai cawapres sehingga saya tidak akan tanya secara menjebak atau receh-receh. Saudara pada tanggal 17 Februari 2019 dalam sebuah debat capres, Pak Prabowo mengatakan Pak Jokowi gak akan mengimpor komoditas-komoditas pangan jika nanti terpilih presiden,” ungkap Mahfud saat memulai Debat Cawapres 2024 di JCC Senayan, Jakarta, Minggu malam (21/1/2024).

“Ternyata kata Pak Prabowo nih, 4 tahun memimpin Pak Jokowi masih impor dan merugikan petani nanti bisa dicek ya bahwa itu pertanyaan Pak Prabowo ke Pak Jokowi saat itu, Pak Jokowi bilang gak akan impor,” imbuhnya.

Namun ternyata faktanya sampai sekarang Indonesia masih mengimpor bahan pangan. Bahkan, sikap jor-joran pemerintah membuka keran impor pangan memberikan keuntungan bagi mafia pangan.

“Tapi sampai sekarang kita masih banyak impor malah semakin banyak mafianya bahan pangan itu,” ujar Mahfud.

Mahfud lantas membuka apa saja bahan pangan yang diimpor pemerintah. Ternyata bukan hanya beras, tetapi ada susu, daging sapi sampai gula pasir semuanya impor.

“Pertanyaan saya bukan itu, pertanyaannya itu dulu Pak Prabowo nanya katanya Pak Jokowi gak mau impor beras namun faktanya per hari ini, impor kedelai 2 juta ton, susu 280 juta ton, gula pasir 4,7 juta ton, beras 2,8 juta ton, daging sapi 160 juta ton. Ini ini hasilnya seberapa dari hasil debat dulu 17 Juli itu, perkembangannya seperti apa? semakin besar angka impornya, semakin terdiversifikasi juga impornya dari data itu,” tuturnya.

Dia pun bertanya kepada Cawapres Gibran Rakabuming Raka, bagaimana solusi agar Indonesia tidak lagi jor-joran mengimpor pangan dan bisa mandiri.

“Gibran pun menjawab apa yang ditanyakan Mahfud. Menurutnya untuk menekan impor pangan perlu melibatkan banyak petani. Dia pun akan menciptakan program petani milenial dan smart farming. Kemudian Gibran juga mempertahankan proyek Food Estate yang diklaimnya menjadi jawaban program ketahanan pangan untuk jangka panjang.

“Jadi memang yang namanya Food Estate itu program jangka panjang Pak jadi gak bisa di judge sekali panen dua kali panen tiga kali panen. Panen pertama kedua ketiga itu pasti tidak pernah 100% ini petani pasti paham baru nanti panen keenam ketujuh kedelapan baru akan kelihatan bagimana hasilnya,” tutupnya.