Kepemimpinan Letnan Jenderal TNI Purn Sarwo Edhie Wibowo

by -160 Views

Oleh: Prabowo Subianto [diambil dari Buku Kepemimpinan Militer 1: Catatan dari Pengalaman Letnan Jenderal TNI (Purn) Prabowo Subianto]

Saya pertama kali mengenal Jenderal Sarwo Edhie saat saya masih menjadi Taruna. Saat itu beliau belum menjabat sebagai Gubernur AKABRI, sekarang AKMIL, namun namanya sudah sangat terkenal.

Pak Sarwo Edhie juga dekat dengan orang tua saya. Sebelum saya resmi menjadi bawahannya Pak Sarwo Edhie, saya sudah sering mendengar cerita-cerita tentang beliau dari orang tua saya. Bagaimana Pak Sarwo memimpin RPKAD pada saat-saat kritis Oktober 1965.

Beliau adalah sosok yang karismatik. Tampan, gagah, selalu berpakaian rapi. Ia juga terkenal sebagai orang yang memimpin operasi dari depan. Sebagai komandan RPKAD, ia terjun langsung sehingga beliau juga menjadi idola mahasiswa, anak muda, dan idola kami perwira-perwira dan taruna-taruna muda.

Sebagai orang tua saya di AKABRI, beliau sering menceritakan pengalaman-pengalaman beliau. Ia menanamkan semangat tidak menyerah, semangat patriotisme kepada kami. Beliau juga pernah membuat buku dengan judul “Hidupku Adalah Untuk Negara dan Bangsa.” Nilai-nilai itulah yang ditanamkan kepada kami sebagai Taruna AKABRI. Suasana patriotisme dengan nilai-nilai cinta tanah air, bangga terhadap warisan nenek moyang. Itulah yang ditanamkan oleh Pak Sarwo kepada kami.

Saat beliau berhenti dari dinas aktif, beliau menjadi Duta Besar RI untuk Korea Selatan dan Ketua BP7. Beliau tetap mempertahankan sikapnya sebagai seorang prajurit.

Sebagai prajurit yang terkenal jujur, saat meninggal beliau tidak meninggalkan banyak harta. Beliau sempat menikahkan tiga putrinya dengan lulusan Akademi Militer, yaitu Kolonel Infanteri Hadi Utomo, lulusan tahun 70; Jenderal TNI Susilo Bambang Yudhoyono, lulusan tahun 73 dan kemudian menjadi Presiden RI; serta Letnan Jenderal TNI Erwin Sudjono, yang kemudian menjadi Panglima Kostrad. Saya juga mengenal baik ketiga perwira tersebut.

Source link