Solokota Belajar dari Surabaya untuk Mewujudkan Kota Layak Anak Dunia

by -112 Views
Solokota Belajar dari Surabaya untuk Mewujudkan Kota Layak Anak Dunia

Solo: Enam kali berturut-turut sejak 2016, Kota Surakarta atau Solo meraih penghargaan Kota Layak Anak (KLA) kategori Utama. Karena itu kota peninggalan Mataram Islam ini ingin naik level. Mereka kini berinisiasi untuk menuju Kota Layak Anak Dunia atau jaringan global Child Friendly Cities Initiatives (CFCI) UNICEF.

Kota peninggalan dinasti Mataram Islam ini layak meraih predikat itu, atau mensejajarkan diri dengan kota-kota besar di dunia dalam hal memberikan kenyamanan, keamanan, dan pemenuhan hak kepada anak.

Solo menuju Kota Layak Anak tingkat dunia, diinisiasi oleh Wali Kota Gibran Rakabuning Raka, dengan cara mengajukan kepada UNICEF Indonesia. Intinya, bagaimana cara meramu Solo, menjadi bagian CFCI, yang merupakan forum atau jaringan khusus di dunia yang berfokus pada kota layak anak tingkat internasional.

Gayung bersambut, UNICEF Indonesia menyambut insiasi Kota Solo, dengan menghadirkan salah satu pejabatnya, Nia Kurniasih, untuk meneropong keseriusan Pemkot lewat langkah-langkah Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak, Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (DP3APPKB) Kota Solo.

“Alhamdulillah keinginan dan komitmen kita disambut sangat baik oleh UNICEF Indonesia. Bahkan, mereka akan mencermati komitmen pemkot dan DPRD Solo dalam inisiasi menjadikan Solo sebagai Kota Layak Anak tingkat dunia,” kata Sekda Budi Murtono dalam sambutan tertulis yang dibacakan Staf Ahli Bidang Politik dan Hukum Setda Kota Solo, Heri Purwoko di acara workshop KLA Dunia Kota Surakarta, Selasa, 19 Desember 2023 di Balaikota.

Budi menyatakan tujuan utama pengajuan Kota Solo menjadi bagian dari CFCI bukan hanya mengejar sekadar predikat. Namun bagaimana, membangun kesadaran orang tua menjaga Solo untuk kepentingan anak-anak di kemudian hari, di mana anak-anak harus merasa aman dan nyaman berada di kotanya sendiri.

Anak-anak, lanjut dia, harus berani mengeluarkan pendapatnya dan harus menjadi bagian dari pembangunan Kota Solo, sehingga kelak mereka betul-betul merasa aman dan nyaman tinggal di Kota Solo.

Dia paparkan, inisiasi menjadikan Solo sebagai Kota Layak Anak tingkat dunia butuh dukungan dan sinergi dari semua pihak, dan juga kolaborasi serta gotong royong dengan semua elemen masyarakat. Pemerintah kota (pemkot) siap didampingi UNICEF Indonesia, untuk mewujudkan impian tersebut dalam dua atau tiga tahun kedepan.

Ia tidak mengelak, jika pengelolaan Solo masih ada kekurangan. UNICEF diharapkan akan memberikan arahan untuk menyempurnakannya. Apalagi selama ini sudah banyak program Pemkot yang ramah anak, tinggal penyempurnaan ke depan, untuk mencapai harapan yang diinginkan.

Belum lama ini, Pemkot bersama DPR nD Solo telah menetapkan Peraturan Daerah (Perda) tentang perlindungan anak, sehingga ke depannya semua sektor menjadi ramah anak. Pemkot juga sudah lama membentuk Asosiasi Pengusaha Sahabat Anak Indonesia (APSAI) Kota Solo, Forum Anak Kota Solo untuk berpartisipasi dalam Musrembang.

Di samping itu, ada pula Pusat Informasi Sahabat Anak (PISA), Penyediaan Sekretariat Forum Anak Solo (FAS), Pusat Pembelajaran Keluarga (Puspaga) yang merupakan layanan satu pintu masalah anak dan keluarga, serta rumah kreativitas anak-anak disabilitas, dll.

Di banyak bagian Kota Solo juga sudah bermunculan Puskesmas Ramah Anak, Kampunh Bebas Asap Rokok, Rumah Bersali Ramah Anak, Sekolah Ramah Anak, serta rintisan untuk membuat Taman Kota Ramah Anak Disabilitas.

Selain itu Pemkot juga masih memfasilitasi bus sekolah, bantuan seragam sekolah, serta beasiswa bagi pelajar dan mahasiswa. Persoalan stunting, Kota Solo bahkan menjadi percontohan nasional, karena angka stuntingnya terendah di Indonesia, juga program Bunda PAUD, program makanan tambahan kepada anak.

Sementara UNICEF Indonesia melalui salah satu pejabatnya Nia Kurniasih memastikan UNICEF Perwakilan Jawa dan UNICEF Indonesia siap mendukung dan mendampingi Kota Solo menuju Kota Layak Anak Dunia.

Pendampingan itu mulai dari proses asesmen dan proses observasi secara langsung, pembuatan rencana kerja. Tentunya Unicef akan mendekat langsung di Kota Solo, jika inisiasi itu berlanjut dengan program kerja nyata.

Unicef Indonesia tentunya juga akan mencermati atau memonitor bahwa keinginan Kota Solo menjadi CFCI itu bukan keinginan Wali Kota Solo semata, tetapi seluruh anak dan masyarakat Kota Solo menghendaki menjadi Kota Layak Abak tingkat Dunia.

Selain mendatangkan Unicef, Pemkot Solo pada workshop inisiasi KLA Dunia Kota Solo itu juga menghadirkan ketua Tim Kerja Pembangunan Manusia Badan Perencana Pembangunan Daerah (BPPD) Kota Surabaya, Puspita Ayunibgtuas Prawesti, untuk belajar Kota Surabaya pada tahun lalu merencanakan Kota Pahlawan itu menuju Kota Layak Anak Tingkat Dunia. MI/Widjajadi (CDE)