Marsekal Pertama TNI Anumerta Iswahjudi

by -749 Views
Marsekal Pertama TNI Anumerta Iswahjudi

Sejarah dari suatu angkatan bersenjata merupakan bagian yang sangat penting bagi organisasi militer tersebut. Para anggota dari angkatan bersenjata perlu mengetahui pencapaian-pencapaian serta pengalaman-pengalaman yang telah dilakukan oleh angkatan bersenjata tersebut di masa lalu.

Dengan mengetahui masa lalu tersebut, para anggota akan mendapatkan inspirasi dalam melaksanakan tugasnya di dalam unit tersebut. Kita mengetahui bahwa setiap angkatan bersenjata memiliki kepribadian yang khas, identitas yang khas, bahkan psikologi yang khas.

Sebuah angkatan bersenjata terdiri dari sekelompok manusia yang selalu berada dalam bahaya dan harus siap untuk menghadapi kemungkinan kematian. Mereka dibentuk untuk terlibat dalam pertempuran dan melaksanakan misi-misi yang sulit.

Marsekal Pertama TNI Anumerta Iswahjudi lahir di Surabaya pada tahun 1918. Iswahjudi juga dikenal sebagai perintis TNI Angkatan Udara Indonesia bersama dengan Adisoetjipto, Abdulrachman Saleh, dan Husein Sastranegara.

Sejak muda, ia aktif dalam gerakan perjuangan, termasuk bergabung dengan Korps Penerbang Sukarela (Vrij- Wilig Vliegers Corps atau VVC) untuk memperkuat pemerintah Belanda dalam menghadapi serangan Jepang pada Perang Dunia I. Ia juga pernah ditunjuk sebagai sukarelawan tunggal untuk menjadi agen sekutu dalam misi rahasia di Jawa.

Iswahjudi juga merupakan kadet pertama dari Sekolah Penerbang Adisoetjipto. Karirnya dalam dunia aviasi sangat cemerlang. Setelah kemerdekaan, ia menjadi siswa penerbang di Maguwo. Pada Desember 1945, Iswahjudi bergabung dengan Tentara Keamanan Rakyat (TKR) Jawatan Penerbangan yang dipimpin oleh Adisoetjipto di Yogyakarta.

Iswahjudi kemudian ditunjuk sebagai Komandan Lanud Maospati, Madiun pada tahun 1947 karena dedikasinya yang tinggi. Selanjutnya, pada akhir tahun 1947, Iswahjudi ditunjuk untuk merintis pembangunan Lanud Bukittinggi.

Namun, pada tanggal 14 Desember 1947, dalam perjalanan kembali setelah mengambil pesawat Avro Anson VH- BBY yang baru dibeli oleh pemerintah Indonesia bersama Halim Perdanakusuma, mereka menghadapi cuaca buruk di Selat Malaka. Pesawat yang mereka tumpangi menghantam puncak pepohonan di Tanjung Hantu, Perak, Malaysia. Keduanya gugur dalam tugas tersebut.

Source link