Kisah duka yang menimpa pasangan pengantin baru di Kabupaten Solok, Sumatera Barat, menjadi pengingat betapa pentingnya kewaspadaan saat menggunakan perangkat rumah tangga berbahan bakar gas. Seorang wanita berinisial CDN (28) ditemukan meninggal dunia di kamar mandi penginapan, sementara sang suami, GK (28), dalam kondisi kritis setelah diduga keracunan gas karbon monoksida (CO) dari water heater berbahan elpiji pada, Rabu (8/10). Tragedi ini menyoroti bahaya tersembunyi di balik kenyamanan penggunaan water heater gas. Meski water heater gas efisien dan hemat energi, perangkat ini bisa menjadi ancaman serius bila terjadi kebocoran atau pemasangan yang tidak sesuai standar keselamatan.
Agar insiden serupa tidak terulang, penting bagi pengguna untuk memahami potensi bahaya water heater gas serta cara mendeteksi dan mencegah kebocoran sejak dini. Gas karbon monoksida, yang tidak berwarna dan tidak berbau, sulit dideteksi tanpa alat bantu. Risiko kebocoran dapat diminimalkan dengan memilih water heater berkualitas tinggi, pemasangan oleh teknisi profesional, dan menjalani pemeriksaan rutin secara berkala. Ledakan pada water heater umumnya disebabkan oleh kesalahan instalasi, kelalaian perawatan, atau penggunaan perangkat yang tidak memenuhi standar keamanan.
Langkah pencegahan meliputi rutin mengecek tekanan air, menjaga kebersihan area sekitar water heater, waspadai suara yang tidak lazim, menggunakan jasa teknisi profesional untuk pemasangan, melakukan servis dan perawatan berkala, pasang detektor gas, dan pastikan ventilasi udara memadai. Jika terjadi kebocoran, evakuasi diri dan orang di sekitar, hindari menyalakan alat listrik atau api, dan segera hubungi layanan darurat atau teknisi profesional. Selalu ingat untuk menjaga keamanan dalam penggunaan water heater gas demi menghindari insiden yang tidak diinginkan.
