Penyanyi Tompi mengkritik keras polemik royalti musik yang masih belum terselesaikan di Indonesia. Dalam acara 10 Years Freedom Jazz Festival 2025, Tompi menyampaikan kritiknya langsung kepada para pemangku kebijakan, termasuk musisi senior Candra Darusman dan perwakilan dari Kementerian Ekonomi Kreatif (Ekraf). Tompi berharap musik Indonesia mendapatkan tempat yang jelas dan menekankan bahwa musisi ingin sejahtera tanpa dimanfaatkan oleh pihak tertentu.
Kritik Tompi semakin tajam ketika dia membahas tentang masalah royalti yang tidak kunjung selesai sejak pemerintahan sebelumnya. Tompi menyoroti minimnya perubahan di jajaran pengurus royalti musik dan mengusulkan adanya wajah-wajah baru dan orang-orang yang berkompeten dalam menyelesaikan masalah ini. Ia juga mencatat keanehan dalam sistem royalti saat ini, di mana ia harus membayar lebih besar untuk membawakan lagunya sendiri daripada royalti yang diterimanya per tahun.
Sebelumnya, Tompi memutuskan untuk keluar dari keanggotaan Wahana Musik Indonesia (WAMI) dan membebaskan masyarakat untuk membawakan lagu-lagunya tanpa membayar royalti hingga ada kejelasan lebih lanjut. Langkah ini diambil karena Tompi merasa bingung dan tidak puas dengan perhitungan pembagian royalti yang dilakukan oleh LMK. Ia melihat bahwa masalah royalti semakin jauh dari akal sehat dan menimbulkan kekisruhan di industri musik Indonesia.