Kekerasan pada Anak Disabilitas: Alarming Statistik di Ruang Publik

by -12 Views

Kekerasan terhadap anak dengan disabilitas masih menjadi isu yang tinggi di Indonesia. Berdasarkan data dari Indonesia Joining Forces (IJF), sebanyak 9 dari 10 orang dekat dengan anak disabilitas mengaku pernah menyaksikan kekerasan terhadap anak tersebut. Hal ini menjadi perhatian serius dalam peringatan Hari Anak Nasional (HAN) 2025 yang diselenggarakan oleh IJF. Dalam acara bertajuk “Temu Anak Indonesia 2025: Inklusif, Penuh Makna, dan Riang Gembira” di Jakarta, hasil survei kuantitatif dan studi kualitatif mengenai pengalaman kekerasan terhadap anak dengan disabilitas diungkapkan.

Lebih dari 80 anak dari berbagai wilayah di Indonesia, termasuk anak disabilitas, hadir dalam acara tersebut. Selain itu, anggota konsorsium IJF dan juga para pemangku kepentingan dari kementerian, lembaga negara, dan organisasi masyarakat sipil juga turut hadir. Angelina Theodora, selaku Ketua Komite IJF, menegaskan pentingnya menciptakan lingkungan yang aman, inklusif, dan bebas dari kekerasan bagi semua anak.

Hasil kajian menunjukkan bahwa kekerasan verbal dan psikis/emosional merupakan bentuk kekerasan yang paling sering dialami oleh anak disabilitas. Respon dari pemerintah dan pemangku kepentingan yang lebih cepat menjadi harapan bagi anak-anak disabilitas dalam upaya perlindungan terhadap mereka. Para peserta juga terlibat dalam sesi diskusi, presentasi, serta berbagai kegiatan edukatif untuk meningkatkan pemahaman masyarakat tentang kekerasan terhadap anak. Semoga dengan adanya kegiatan ini, kesadaran akan perlunya perlindungan anak disabilitas semakin meningkat di Indonesia.

Source link