Sekolah Rakyat mengimplementasikan pemetaan calon siswa berbasis kecerdasan buatan sebagai salah satu instrumen dalam penyelenggaraan sekolah. Metode ini dianggap efisien dari segi anggaran dan energi, serta diharapkan bisa membantu mengidentifikasi potensi setiap siswa secara spesifik. Ketua Tim Formatur Sekolah Rakyat, Mohammad Nuh, menjelaskan bahwa pendekatan ini akan memastikan setiap siswa dipetakan potensi dan talentanya, sehingga pengarahannya dapat lebih tepat.
Menurut Nuh, pendekatan ini penting karena setiap individu memiliki keunggulan dan karakteristik yang berbeda-beda. Dengan pemetaan potensi berbasis kecerdasan buatan, diharapkan dapat teridentifikasi sejak dini siapa yang memiliki potensi jenius dan di bidang apa. Ary Ginanjar, Pendiri ESQ Corp memberikan apresiasi terhadap kebijakan Presiden Prabowo Subianto yang menghilangkan tes akademik sebagai syarat masuk Sekolah Rakyat. Ia percaya bahwa pemetaan potensi tersebut akan membantu mencetak generasi emas Indonesia pada tahun 2045.
Pemerintah juga menjelaskan bahwa Sekolah Rakyat akan dilengkapi dengan berbagai instrumen yang diperlukan, termasuk aplikasi Manajemen Talenta untuk memetakan siswa berdasarkan berbagai aspek. Hal ini diharapkan dapat meningkatkan potensi siswa hingga 744 persen berdasarkan penelitian dari Nebraska University. Saat ini, Sekolah Rakyat sedang memasuki tahap finalisasi rekrutmen guru, tenaga kependidikan, dan kurikulum, dengan harapan proses pembelajaran nantinya dapat benar-benar tepat sasaran.