Ketegangan perbatasan antara Kamboja dan Thailand kembali memanas setelah pembicaraan bilateral tidak menghasilkan kesepakatan. Kamboja akhirnya memutuskan untuk mengajukan gugatan ke Mahkamah Internasional (ICJ) di Den Haag untuk menyelesaikan sengketa perbatasan. Langkah ini diambil setelah konflik bersenjata terjadi dan menewaskan seorang prajurit Kamboja. Perdana Menteri Kamboja, Hun Manet, menjelaskan bahwa Kamboja memilih jalur hukum internasional untuk mencari resolusi damai terkait masalah ini, dan telah mengajukan permintaan resmi kepada ICJ.
Insiden terbaru terjadi pada akhir bulan Mei dan menimbulkan ketegangan di wilayah perbatasan antara kedua negara. Saat ini, terdapat empat titik perbatasan yang masih menjadi sengketa, dan Kamboja menganggap bahwa mekanisme bilateral tidak mampu menyelesaikan konflik ini. Meskipun Thailand belum memberikan tanggapan resmi terhadap gugatan tersebut, Kamboja telah mengumumkan langkah-langkah protes terkait dengan sikap Thailand, termasuk menghentikan pembelian listrik, bandwidth internet, dan produk Thailand lainnya.
Kamboja pernah menghadapi ICJ dalam sengketa sebelumnya terkait kuil Preah Vihear pada tahun 1962. Negara ini juga pernah meminta klarifikasi atas wilayah sekitarnya pada tahun 2013. Meskipun demikian, Thailand masih menolak untuk mengakui yurisdiksi ICJ dalam sengketa perbatasan dengan Kamboja, dan lebih memilih untuk menyelesaikan masalah ini melalui jalur bilateral. Pembicaraan terakhir antara kedua negara kembali mengalami kebuntuan, meskipun dijadwalkan akan dilanjutkan pada bulan September mendatang.