Kekalahan Timnas Indonesia dari Jepang: Belum Akhir Segalanya

by -11 Views

Timnas Indonesia mengalami kekalahan telak dari Jepang dengan skor 6-0 dalam laga pamungkas Grup C Putaran Tiga Kualifikasi Piala Dunia 2026 Zona Asia. Meskipun kekalahan ini mengecewakan, Ketua Umum Paguyuban Suporter Timnas Indonesia (PSTI), Ignatius Indro, melihatnya sebagai kesempatan belajar bagi sepak bola Indonesia. Ignatius menyebut bahwa Jepang bukan hanya tim terkuat di Asia, tetapi juga memiliki pengalaman lolos ke Piala Dunia lima kali berturut-turut.

Dengan mengandalkan pemain yang berkarier di kompetisi Eropa dan kelangsungan pembinaan pemain muda yang baik, Jepang memang menunjukkan dominasinya atas Indonesia dalam pertandingan itu. Meskipun demikian, penampilan Indonesia yang kurang memuaskan di lapangan tidak menghalangi mereka untuk melaju ke putaran empat kualifikasi Piala Dunia 2026.

Menurut Ignatius, kekalahan dari Jepang harus dijadikan motivasi untuk menata harapan secara lebih realistis dan terukur. Ia menyoroti perbedaan pendekatan sistemik antara Jepang dan Indonesia dalam pengembangan sepak bola. Jepang telah memulai reformasi sejak 1993 dengan pendirian J.League yang berdampak positif dalam pembinaan pemain muda hingga penyelenggaraan liga domestik yang profesional.

Meskipun PSSI menerapkan program naturalisasi pemain untuk sukses di putaran kualifikasi Piala Dunia, Ignatius menekankan perlunya investasi dalam pembinaan jangka panjang, perbaikan liga secara menyeluruh, dan dukungan pada pelatih serta pemain lokal sejak usia dini. Ia menegaskan bahwa tidak ada jalan pintas dalam meraih kejayaan, dan Indonesia perlu belajar dari kesungguhan Jepang dalam membangun persepakbolaan mereka.

Melalui kekalahan dari Jepang, Ignatius menekankan pentingnya untuk tidak terjebak dalam euforia sesaat dan harus membangun fondasi yang kuat untuk kemajuan jangka panjang. Bagi timnas Indonesia, kekalahan tersebut seharusnya menjadi pembelajaran berharga agar mereka bisa terus berkembang dan meraih kesuksesan di masa depan.

Source link