Mencuci daging kurban sebelum dimasak atau disimpan telah menjadi kebiasaan yang lazim dilakukan setiap kali merayakan Iduladha. Banyak orang percaya bahwa langkah ini diperlukan untuk menjaga kebersihan daging sebelum diproses lebih lanjut. Namun, kebenaran di balik praktik mencuci daging masih menjadi perdebatan.
Memang, mencuci daging mentah dapat membantu membersihkan sisa darah atau kotoran yang mungkin masih menempel. Namun, menurut Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Amerika Serikat, praktik ini sebenarnya berisiko menimbulkan kontaminasi silang. Air yang terpercik saat mencuci daging dapat menyebarkan bakteri berbahaya ke area dapur lainnya, meningkatkan risiko keracunan makanan.
Patogen seperti Salmonella, E. coli, Campylobacter, dan Listeria seringkali ditemukan pada daging mentah dan dapat menyebabkan keracunan makanan. Oleh karena itu, disarankan untuk memeriksa daging dengan teliti sebelum memasak tanpa perlu mencucinya terlebih dahulu. Bila daging terlihat bersih dan bebas dari sisa-sisa yang mencurigakan, maka tidak perlu mencuci daging tersebut.
Praktik mencuci daging sebelum dimasak biasanya berasal dari budaya dan kondisi tempat pembelian daging. Namun, dengan memahami risiko yang terkait dengan praktik ini, sebaiknya hindari mencuci daging mentah kecuali benar-benar diperlukan. Selalu pastikan untuk memasak daging sampai matang secara menyeluruh sebelum dikonsumsi untuk menghindari risiko keracunan. Pasalnya, menjaga kebersihan dan keamanan makanan memegang peranan penting dalam memastikan kesehatan keluarga.
