Review Positif: MBG Membawa Anak Sekolah Malaysia Tanpa Makan

by -13 Views

Suasana hangat dan penuh haru menyelimuti lobi Hotel Grand Hyatt Kuala Lumpur saat Presiden Republik Indonesia Prabowo Subianto tiba untuk menghadiri Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) ke-49 ASEAN pada malam Minggu, 25 Mei 2025. Kedatangan Presiden disambut dengan antusiasme oleh sejumlah Warga Negara Indonesia (WNI) yang tinggal dan bekerja di Malaysia. Kamaludin, seorang perantau asal Gayo Lues, Aceh, merasa terharu bisa bertemu langsung dengan Presiden setelah melihatnya hanya dari kejauhan selama ini.

Kamaludin mengungkapkan kebahagiannya dengan mata berbinar, “Saya datang khusus untuk bertemu dengan Pak Presiden. Ini momen yang sangat luar biasa bagi saya. Selama ini baru melihat beliau dari media, tetapi hari ini saya bisa bersalaman langsung. Rasanya sungguh tak dapat diungkapkan dengan kata-kata.” Dengan mengapresiasi sikap ramah dan keterbukaan Presiden terhadap diaspora Indonesia, Kamaludin menambahkan, “Pak Prabowo sangat ramah. Beliau menerima kami sebagai diaspora dengan hangat, dan hal tersebut membuat saya merasa dihargai. Momen ini sungguh berkesan dan sulit dilupakan.”

Sebagai warga dari kampung, Kamaludin menyambut baik program Makan Bergizi Gratis (MBG) yang digagas oleh Presiden. Baginya, program tersebut bukan hanya inisiatif biasa, melainkan bukti konkret bahwa negara peduli terhadap rakyat kecil. Kamaludin berbagi pengalamannya, “Karena saya dari kampung, saya tahu bagaimana rasanya pergi sekolah tanpa makan. Banyak anak yang mengalami hal serupa. Namun, Pak Prabowo bisa merasakan dan memahami penderitaan mereka. Hal tersebut sungguh menyentuh hati saya.” Ia juga mengusulkan agar pemerintah mendirikan pusat pengaduan atau call center di setiap provinsi untuk mendengar suara rakyat terkait pelaksanaan program-program nasional.

Menariknya, dalam wawancara tersebut, Kamaludin spontan menghubungkan Prabowo dengan sosok Presiden pertama Indonesia, Ir. Soekarno. Dengan keyakinan yang baru, Kamaludin menyatakan, “Sejujurnya, sebelumnya saya ragu dengan Pak Prabowo. Tetapi setelah melihat langsung kepemimpinannya dan program-programnya, pandangan saya berubah. Orang-orang korup bisa ditindak dalam hitungan bulan. Jika boleh saya katakan, mungkin Pak Prabowo ini adalah Soekarno kedua.”

Source link