Artificial intelligence (AI) merupakan alat bantu yang tidak bisa membuat sesuatu dari nol, tetapi bergantung pada data yang sudah ada. Direktur Bina Talenta Penelitian dan Pengembangan Kemdiktisaintek, Karlisa Priandana, menekankan bahwa kekurangan AI antara lain kreativitas, optimisme, dan hati nurani. Oleh karena itu, AI perlu didampingi oleh manusia untuk memastikan penggunaannya yang bertanggung jawab. Dalam seminar AI di Universitas Bunda Mulia, Karlisa menyoroti pentingnya mengembangkan dan menerapkan AI dengan nilai-nilai kemanusiaan. Prioritasnya adalah nilai kemanusiaan, human-in-the-loop, etika AI dalam pendidikan, transparansi, akuntabilitas, regulasi adaptif, keadilan, fokus pada manfaat sosial, dan kolaborasi multidisiplin.
Adhiguna Mahendra dari Otorita Ibu Kota Negara (OIKN) juga menegaskan bahwa penggunaan AI seharusnya luas dan membantu memudahkan kehidupan manusia. Dia menyebut pengembangan sistem pintar di IKN seperti gedung pintar, prediksi bencana, transportasi pintar, rumah pintar, sistem kesehatan, keamanan siber, dan lain sebagainya. Dengan demikian, diharapkan AI bisa menjadi alat yang efisien, adil, dan transparan, untuk kebaikan seluruh umat manusia.
Tiga Alasan Mengapa AI Tidak Bisa Menciptakan Sesuatu dari Nol
