Red Bull saat ini berada dalam krisis, terlepas dari posisi kedua Max Verstappen dalam klasemen pembalap setelah GP Cina. Mobil RB21 mungkin hanya menjadi yang tercepat ketiga atau bahkan keempat di Formula 1 saat ini. Pertemuan krisis dijadwalkan di Milton Keynes pekan ini untuk mengevaluasi peningkatan mobil tersebut ke standar kejuaraan dunia.
Dalam kualifikasi musim 2025, Racing Bulls terbukti hanya tertinggal 0,23 detik di belakang Verstappen dalam satu putaran cepat, namun rekan setimnya, Liam Lawson, tidak sejajar dengan kecepatannya. Verstappen mengungkapkan pertimbangan apakah ia mungkin berada di mobil yang lebih lambat dari dua mobil Red Bull.
Data menunjukkan bahwa Lawson rata-rata lebih lambat sekitar 0,9 detik dari Verstappen dalam dua balapan pertama musim ini. Mengekstrapolasi keunggulan Tsunoda atas Lawson, pembalap Jepang itu kalah sekitar 0,65 detik dari Verstappen dalam duel langsung, menunjukkan potensi kecepatan yang berbeda.
Meskipun demikian, asumsi ini masih bersifat teoritis dan sulit untuk diwujudkan dalam praktiknya. Mobil Red Bull dianggap sulit untuk dikendarai, yang dapat menjelaskan kesenjangan besar antara rekan satu tim dan Verstappen. Meskipun Verstappen mungkin lebih baik ditempatkan di mobil yang lebih baik di kualifikasi, keunggulan ini kemungkinan akan berkurang dalam balapan.
Gantian Lawson dengan Tsunoda sebagai penggantinya di Red Bull juga menjadi pertimbangan. Meskipun terdapat kesenjangan kualifikasi antara keduanya sekitar 0,25 detik, hasilnya tetap belum pasti. Meskipun demikian, solusi optimal untuk meraih poin maksimum dalam Red Bull mungkin adalah dengan Verstappen mengendarai mobil Red Bull sendirian sementara Lawson mengendarai Racing Bull ketiga. Tetapi, hal tersebut masih dalam ranah teori yang belum pasti.
