Ketua Umum Asosiasi Pengelola Pusat Belanja Indonesia (APPBI) Alphonzus Widjaja mengungkapkan dampak pandemi Covid-19 terhadap mal/pusat perbelanjaan di Indonesia. Kebijakan pembatasan aktivitas sosial yang diterapkan pemerintah telah menyebabkan kehilangan setidaknya 30% pengunjung potensial. Hal ini telah berdampak negatif pada tingkat kunjungan, dengan beberapa mal bahkan harus menutup toko atau tenant mereka.
Menurut Alphonzus, kondisi sepi mal tidak disebabkan oleh penurunan bisnis sektor pusat perbelanjaan, melainkan oleh ketidaksiapan pemilik atau pengelola dalam menanggapi perubahan yang terjadi. Dalam situasi saat ini, mal harus mampu memberikan pengalaman pelanggan yang lebih dari sekadar tempat belanja. Konsep customer experience dan customer journey menjadi kunci vital dalam menarik kembali pengunjung yang hilang.
Terdapat beberapa faktor yang memengaruhi kesuksesan mal dalam menarik pengunjung, antara lain konsep gedung yang memberikan pengalaman tersendiri, serta tenancy mix yang harus beragam dan lengkap. Mal yang mampu memenuhi kebutuhan konsumen dengan memberikan pengalaman yang tidak dapat dirasakan saat belanja online, akan mampu menarik kembali pengunjungnya.
Alphonzus juga menyoroti pentingnya kesigapan dalam menghadapi perubahan, termasuk dalam memenuhi kebutuhan konsumen. Pandemi Covid-19 harus dijadikan pembelajaran bahwa mal harus mampu bertransformasi dengan memperhatikan kebutuhan pelanggan. Oleh karena itu, pusat perbelanjaan dan mal harus siap beradaptasi dengan perubahan yang terjadi demi mempertahankan daya tarik dan tingkat kunjungan yang optimal.