Politik di Filipina terus memanas dengan usulan kontroversial dari mantan presiden Rodrigo Duterte. Dalam sebuah kampanye umum, Duterte mengusulkan untuk membunuh senator Filipina dengan menggunakan bom dalam rangka membuka lowongan di Senat. Ia berpendapat bahwa jumlah senator terlalu banyak dan mengatakan bahwa beberapa di antara mereka sangat menyebalkan. Pernyataan Duterte ini muncul setelah putrinya, Wakil Presiden Sara Duterte, menghadapi proses pemakzulan. Krisis politik ini dapat mempengaruhi masa depan politik Sara Duterte yang akan diputuskan oleh Senat Filipina.
Duterte terkenal dengan ancaman-ancaman kontroversial selama masa kepemimpinannya, termasuk dalam perang narkoba yang mematikan. Sejumlah pejabat dan pejabat daerah dikabarkan tewas di bawah pemerintahannya, yang menyebabkan kontroversi besar. Duterte juga menuding Presiden Marcos sebagai pengguna narkoba ilegal, yang menambah kompleksitas dalam lanjutan politik di Filipina.
Aliran politik Duterte dan Sara juga terus berubah sejak kemenangan mereka pada tahun 2022. Aliansi politik mereka runtuh setelah beberapa bulan, dengan tuduhan penyalahgunaan dana publik. Hal ini menciptakan ketegangan politik di antara dua kubu yang pada akhirnya berujung pada rekomendasi penyelidikan pidana terhadap Sara Duterte oleh Biro Investigasi Nasional Filipina.
Kisruh politik di Filipina ini menjadi sorotan internasional dan memperumit dinamika politik di negara tersebut. Debat dan pertempuran kepentingan politik yang semakin memanas akan berdampak pada stabilitas politik dan keamanan nasional Filipina.