Stoffel Vandoorne, juara Formula E, telah mengalami perjalanan karier yang penuh tantangan. Sebagai pembalap profesional, dia mengalami fase sukses dan kesulitan yang membuatnya berbeda dari yang lain. Meskipun dianggap sebagai talenta masa depan saat mendominasi GP2 2015, debutnya di F1 bersama McLaren tidak sesuai ekspektasi. Meski berhasil menempati posisi ke-10 di Bahrain, Vandoorne kemudian harus berpisah dengan McLaren karena kinerja tim yang buruk seiring kolaborasi dengan Honda.
Pindah ke Formula E bersama HWA Racelab dan kemudian Mercedes, Vandoorne meraih beberapa kemenangan dan podium. Namun, ia baru meraih gelar pada musim 2021-2022 setelah menyelesaikan beberapa musim di posisi runner-up. Bergabung dengan tim DS Penske setelah meninggalkan Mercedes, Vandoorne menghadapi tantangan baru dengan paket Gen3 yang belum dapat bersaing.
Setelah periode di DS Penske yang tidak sesuai harapan, Vandoorne akhirnya berpisah dengan tim dan berpindah ke Maserati MSG. Kembali bekerja dengan Stellantis, Vandoorne merasa lebih nyaman dengan struktur tim yang akrab baginya. Meskipun pencapaiannya belum mencolok, ia berhasil finis di posisi 7 dan 10 dalam dua balapan pembuka musim 2024-2025.
Dengan keyakinan akan kemampuannya dan komitmen yang terus berlanjut di WEC bersama Peugeot, Vandoorne optimis bisa kembali ke puncak dalam balapan. Dengan penyesuaian dan pengalaman baru di Formula E, Vandoorne berharap untuk meraih gelar juara di masa mendatang. Dalam menghadapi tantangan baru di Maserati, Vandoorne berharap tahun-tahun terbaiknya dapat membawanya meraih kesuksesan yang lebih besar di Formula E atau WEC.