Negara-negara berkembang dihadapkan pada tantangan berat dalam 25 tahun ke depan, terutama terkait dengan beban utang dan perubahan iklim. Indermit Gill dari Bank Dunia mengungkapkan bahwa mereka perlu menyusun buku pedoman baru yang menekankan reformasi domestik untuk mendorong investasi swasta, memperdalam hubungan perdagangan, dan mempromosikan penggunaan modal yang lebih efisien. Meskipun demikian, negara-negara berkembang memiliki kontribusi yang signifikan terhadap ekonomi global, naik dari 25% pada tahun 2000 menjadi sekitar 45% dari PDB global.
Bank Dunia juga menyoroti kontribusi negara-negara berkembang dalam aliran modal global, remitansi, dan bantuan pembangunan. Dengan demikian, ekonomi-ekonomi ini memiliki pengaruh yang semakin besar pada pertumbuhan dan hasil pembangunan di negara-negara berkembang lainnya. Meskipun begitu, kualitas pertumbuhan ekonomi negara berkembang masih sangat tergantung pada tiga negara maju besar, yaitu Amerika Serikat, kawasan euro, dan Jepang.
M. Ayhan Kose dari Bank Dunia menekankan pentingnya kebijakan yang berani dan luas untuk memanfaatkan peluang kerja sama lintas batas di tengah ketidakpastian kebijakan dan ketegangan perdagangan. Mengejar kemitraan perdagangan dan investasi strategis dengan pasar negara berkembang lainnya serta memodernisasi infrastruktur transportasi merupakan langkah krusial untuk mendorong efisiensi perdagangan. Kesimpulannya, kebijakan ekonomi makro yang baik di tingkat domestik akan memperkuat kapasitas negara berkembang dalam menyikapi ketidakpastian prospek global.