Ancaman gempa besar dan potensi tsunami raksasa akibat efek megathrust sedang menjadi perbincangan hangat di Indonesia. Pemerintah telah memberikan komitmen untuk mempersiapkan langkah-langkah yang diperlukan guna menghadapi ancaman tersebut. Zona megathrust memang memiliki potensi untuk memicu gempa besar dengan magnitude hingga 9 yang dapat menghasilkan tsunami, demikian diungkapkan oleh Ketua Tim Kerja Informasi Gempabumi dan Tsunami Kedeputian Geofisika BMKG, Wijayanto. Peringatan dini tsunami biasanya diberikan dalam waktu 3 menit setelah gempa terjadi, memberikan masyarakat dan pemerintah sekitar 15-25 menit untuk melakukan evakuasi dan penyelamatan.
Indonesia sendiri berada di Cincin Api Pasifik, wilayah yang dikenal dengan aktivitas seismik tinggi. BMKG telah mengungkapkan bahwa Indonesia memiliki 13 segmen megathrust yang mampu memicu gempa besar. Daryono, Kepala Pusat Gempabumi dan Tsunami BMKG, juga menyoroti dua segmen megathrust yang telah lama tidak mengalami gempa besar, yaitu Megathrust Selat Sunda dan Megathrust Mentawai-Suberut. Para peneliti telah memperingatkan potensi melepaskannya energi besar, yang dapat menghasilkan gempa dan tsunami dengan dampak yang luas pada wilayah pesisir.
BMKG sendiri telah mengambil langkah-langkah antisipatif dengan menyediakan sistem peringatan dini tsunami, koordinasi dengan pemerintah dan masyarakat, serta memasang seismograf untuk memantau aktivitas gempabumi. Kesiapsiagaan masyarakat dan pihak terkait, serta pendekatan struktural dan non-struktural dalam upaya mitigasi, juga menjadi fokus dalam menghadapi potensi ancaman gempa dan tsunami akibat megathrust. Kesadaran dan kesiapan semua pihak diharapkan dapat menjadi kunci untuk meminimalkan dampak buruk dari bencana alam yang mungkin terjadi.